Senin, 11 September 2017

Patriotisme dan Nasionalisme di Era Globalisasi







 

1.1 Tujuan Kunjungan

Untuk mengetahui dan membandingkan jiwa patriotisme dan nasionalisme      di era sebelum globalisasi dan pada era globalisasi.


1.2 Waktu dan Tempat Kunjungan
Hari             :  Rabu
Tanggal       :  26 November 2014
Waktu         :  Pukul 15.00-16.30 Wita
Tempat    : Museum Wasaka, Jalan Sultan Adam Kompleks H Andir, Kampung Kenanga Ulu RT 14 Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin Utara.

1.3 Manfaat Observasi

Kita bisa mengetahui nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme yang sudah lama tetanam dalam diri bangsa indonesia, merupakan keperibadian bangsa indonesia, dan dengan perbandingan itu kita bisa menyadari dan berusaha meningkatkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme pada diri kita

.



BAB 2
HASIL KUNJUNGAN
2.1 Hasil kunjungan
 Museum Wasaka merupakan salah satu bukti  sejarah perjuangan rakyat Kalimantan Selatan. Museum Wasaka sendiri terletak di Jalan Sultan Adam Kompleks H Andir, Kampung Kenanga Ulu RT 14 Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin Utara. Nama Wasaka diambil dari singkatan Waja Sampai Ka Puting yang merupakan motto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.
Museum Wasaka berwujud rumah adat Banjar Bubungan Tinggi yang pada awalnya adalah sebuah tempat hunian, kemudian dialihfungsikan jadi museum sebagai upaya konservasi bangunan tradisional. Museum ini terletak di tepian sungai, berdampingan dengan Jembatan Banua Anyar.
Di museum yang diresmikan pada 10 November 1991 ini, terdapat kurang lebih 400 benda bersejarah periode Perang Kemerdekaan. Museum ini memang khusus menyimpan koleksi benda-benda selama masa perjuangan rakyat Kalimantan Selatan melawan penjajah
Menurut salah seorang penjaga museum, sebetulnya banyak koleksi lain yang merupakan peninggalan Perang Banjar, Perintis Kemerdekaan, Perang Kemerdekaan, Pengisian Kemerdekaan, hingga periode Orde Baru. Namun, karena keterbatasan tempat, terpaksa yang ditampilkan hanya koleksi benda-benda di periode Perang Kemerdekaan. Beberapa benda yang bisa dilihat di museum ini antara lain berbagai jenis senjata yang digunakan pejuang Banjar di masa revolusi fisik tahun 1945-1949, seperti tombak, mandau, senapan, dan mortir.
Hal lainnya, kita bisa melihat sebuah meja beserta empat buah kursi yang konon dulu digunakan sebagai tempat pejuang Kalsel untuk bermusyawarah. Di sekitar kursi tersebut, tepatnya di dinding di sekeliling kursi, terdapat deretan foto mulai gubernur yang paling pertama hingga yang menjabat sekarang.
Di museum yang dibangun dengan arsitektur khas Banjar ini juga terdapat daftar organisasi yang pernah berjuang menentang pemerintahan penjajah seperti Lasykar Hasbullah yang bermarkas di Martapura, Barisan Pemuda Republik Indonesia Kalimantan yang bermarkas di Banjarmasin, dan lainnya.
Tak ketinggalan sebuah sepeda kuno yang katanya sewaktu zaman penjajahan dulu, digunakan untuk mengirimkan surat dengan memasukkan lembaran surat tersebut ke dalam badan sepeda agar tidak ketahuan kolonial Belanda.
Berkunjung ke Museum Wasaka selain memperoleh pengetahuan seputar sejarah perjuangan lokal, pengunjung juga bisa bersantai. Meskipun tempatnya terbilang mungil, tapi pemandangan di sekitarnya cukup indah. Ditambah lagi dengan deburan angin sepai-sepoi bisa membuat orang betah berada di sana.museum wasaka dibuka mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore,biyaya masuk Cuma Rp 5000-per orang,harga yang murah untuk mengenang perjuangan-perjuangan pahlawan dibandingkan perjuangan para pahlawan sampai tetes darah penghabisan untuk memperjuangkan kemerdekan tanah kalimantan.tetapi saat ini rasa nasionalisme sudah mulai berkurang karena hanya sebagian orang saja yang berkunjung ketempat museum  pahlawan itu padahal harga masuk sangat murah.tempatnya juga bersih sangat nyama untuk berwisata.







2.2 Makna patriotisme dan nasionalisme pada zaman modern
Nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya, tanpa memandang lebih rendah terhadap bangsa dan negara lain.
Nasionalisme menjadi dasar pembentukan negara kebangsaan. Hubungan nasionalisme dan negara kebangsaan memiliki kaitan yang erat. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentukannya di dasarkan pada semangat kebangsaan/ nasionalisme. Artinya adanya tekad masyarakat untuk  membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga mamsyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Rasa nasionalisme sudah dianggap muncul manakala suatu bangsa memiliki cita-cita yang sama untuk mendirikan suatu negara kebangsaan. Nasionalisme merupakan paham kebangsaan, semangat kebangsaan dan kesadaran kebangsaan. Paham nasionalisme akan menjadikan kita memiliki kesadaran akan adanya bangsa dan negara.
Nasionalisme menjadi persyaratan mutlak bagi hidupnya sebuah bangsa Ideologi nasionalisme membentuk kesadaran para pemeluknya, bahwa loyalitas tidak lagi diberikan kepada golongan atau keompok kecil, seperti agama, ras, suku dan budaya (primordial), namun ditujukan kepada komunitas yang dianggap lebih tinggi, yaitu bangsa dan negara. Sebagai kesimpulannya, nasionalisme sebagai ide (ideologi) menjadi conditio sine quanon (leadaan yang harus ada) bagi keberadaan negara dan bangsa.
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.
Pada zaman modern ini, ketika globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi telah mengakibatkan pudarnya rasa Nasionalisme dan Patriotisme. Sungguh menyedihkan melihat semangat Nasionalisme dan Patriotisme masyarakat Indonesia sekarang ini, jiwa masyarakat Indonesia telah terkontaminasi oleh budaya dari luar. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.
 Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan budaya indonesia.    
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk denganmenggunakan handpone.  
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
    Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
     Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nasionalisme Indonesia adalah sebuah nasionalisme bentukan, sebuah kesadaran akan identitas bangsa sebagai hasil konstruksi karena pengalaman penderitaan dan diskriminasi oleh bangsa kolonial Belanda. Itulah nasionalisme Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas diri versus kolonialisme-imperialisme.
Patriotisme adalah sikap Untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air.

3.2 Saran
Kita perlu menumbuhkan lagi rasa patriotisme dan nasionalisme kepada diri setiap rakyat indonesia terutama para pemuda,dimulai dari kita mencintai produk-produk dalam negeri dan mengenang kembali perjuangn para pahlawan indonesia.globalisasi ini bnyak budaya-budaya barat yang masuk indonesia maka kita harus bisa memilih budaya yang sesuai dengan budaya indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar