Sabtu, 22 Juli 2017

Teori Kecerdasan Majemuk



TEORI KECERDASAN MAJEMUK 





MAKALAH
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Iskandar Zulkarnain, M.Si.
Elli Kusumawati, M.Pd.

Oleh:
Hujjah Hanifa (A1C114023)
Dwi Suci Anisa (A1C114074)
Mahlidi (A1C115025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
SEPTEMBER 2016


Kecerdasan Majemuk

A.      Memahami Pentingnya Keterampilan Hidup

Kecerdasan dibawa pertama kali sejak ia dilahirkan. Akan tetapi, perkembangan kecerdasan didapatkan seseorang seiring perkembangan dalam kehidupan. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu untuk meraih sukses. Namun dalam meraih sukses banyak yang harus dipersiapkan selain kecerdasan, yaitu keterampilan hidup. Prof D.R. H. Arief Rachman, M.Pd menjelaskan keterampilan hidup adalah seperangkat keterampilan manusia yang diperoleh melalui pengajaran atau pengalaman langsung yang digunakan untuk menangani masalah dan pertanyaan yang biasa ditemui dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Dalam memberikan pembekalan keterampilan hidup, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Pembekalan tersebut diantaranya memerhatikan kebutuhan fisiknya, berupa asupan gizi yang baik, memantau tumbuh kembang anak, memeriksakan kesehatan anak secara rutin, pemenuhan kebutuhan sandang, dan menyediakan permukiman yang sehat dan layak bagi proses tumbuh kembang anak. Pembekalan keterampilan hidup juga dapat menjadikan kecerdasan majemuk yang dimliki anak berkembang dengan baik. Kecerdasan majemuk tersebut meliputi, kecerdasan bahasa (Verbal-Linguistics intelligence, kecerdasan matematis (Logical-Mathematical intelligence), kecerdasan ruang (Visual-Spatial intelligence, kecerdasan kinestetik (Kinesthetic intelligence), kecerdasan musik (Musicalintelligence), kecerdasan hubungan personal (Interpersonal intelligence), kecerdasan keruhanian (Intrapersonal intelligence), kecerdasan naturalis, kecerdaan spiritual, kecerdasan eksistensial (Exsistensialist intelligence).



B.       Mengenal Arti Kecerdasan (Intelegensi)

Kecerdasan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kecerdasan intelektual atau IQ, kecerdasan spiritual atau SQ, dan kecerdasan emosional atau EQ. Ketiga kecerdasaan ini tidak dapat dipisahkan dan harus diseimbangkan dengan proses pembalajaran dan pengalaman. Jika dilihat dari bentuk kecerdasan yang ada 3, maka kita dapat mengatakan bahwa kecerdasan bukan hanya ada satu saja, namun terdapat bermacam-macam(majemuk).
1.    Pengertian Intelegensi
Intelegensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan  cara tertentu. William Stern berpendapat jika intelegensi tergantung pada dasar dan keturunan, sementara pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh pada intelegensi. Berdasarkan penelitian, belum dapat dibuktikan bahwa intelegensi dapat dilatih atau diperbaiki. Namun, penelitian lain juga menunjukan bahwa anak-anak yang mendapat didikan sekolah menunjukkan sifat yang lebih baik dari anak-anak yang tidak bersekolah.
Dari berbagai pendapat dan batasan-batasan yang dikemukakan tentang intelegensi, dapat diketahui bahwa:
-       Intelegensi ialah faktor total, barbagai macam daya jiwa erat bersangkutan dengannya.
-       Intelegensi hanya dapat diketahui dengan cara tidak langsung melalui kelakuan intelegensiya.
-       Suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir yang penting, namun juga faktor-faktor lingkungan dan pendidikan juga memiliki peranan penting.
-       Dalam kehidupannya, manusia dapat menujukkan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan tujuan tersebut
.



2.    Ciri-Ciri Perbuatan Intelegensi
Ciri-ciri perbuatan intelegensi ialah sebagai berikut.
a.    Banyak atau sedikitnya masalah yang dihadapi merupakan hal baru bagi yang bersangkutan.
b.    Perbuatan intelegensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis, maksudnya dalam mencapai tujuan, akan diusahakan untuk disari jalan yang paling hemat waktu dan tenaga.
c.    Masalah yang dihadapi harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan.
d.   Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat.
e.    Dalam berbuat, intelegensi sering menggunakan daya mengabstraksi, atau dalam artian menyingkirkan tanggapan-tanggapan yang tidak perlu.
f.     Proses pemecahan masalahnya relatif cepat sesuai dengan masalah yang dihadapi.
g.    Diperlukannya pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang menggangu jalannya pemecahan masalah.
Dari penjabaran-penjabaran sebelumnya, dapat diketahui jika intelegensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor ini saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah sebagai berikut.
-       Pembawaan sifat-sifat sejak lahir.
-       Kematangan, baik fisik maupun psikis.
-       Pembentukan yang berarti segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi intelegensi.
-       Minat dan pembawaan yang khas, yang mana berpengaruh pada tujuan setiap individu.
-       Kebebasan, yakni kondisi yang mana membebaskan individu untuk menggunakan metode-metode tertentu untuk mencapai tujuannya.

C.      Konsep Kecerdasan Majemuk

Dari penjabaran pada subbab sebelumnya, telah disinggung jika manusia memiliki berbagai macam kecerdasan (majemuk). Kecerdasan majemuk sendiri adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Teori ini mementang asumsi bahwa kognisi seseorang merupakan satu kesatuan dan individu hanya memiliki kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan yang berbeda diberbagai bidang, namun itu adalah suatu hasil dari beberapa kecerdasan yang bergabung menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Howard Gardner, ahli pendidikan dari universitas Harvard adalah orang pertama yang mencetuskan konsep ini melalui buka karyanya yang berjudul Frames of Mind tahun 1983. Dalam buku ini Gardner menjabarkan adanya 8 kecerdasan yang kemudian dikembangkan kembali menjadi 10 kecerdasan. Melalui teori kecerdaan majemuk adanya penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang intelegensi akan terhindarkan. Pendidikan atau pembelajaran kecerdasan majemuk berorientasi pada pengembangan potensi anak, bukan idealisme guru atau orang tua. Berikut ini adalah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner.
a.    Manusia memiliki kemampuan untuk meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya.
b.    Kecerdasan selain dapat berubah, dapat pula diajarkan kepada orang lain.
c.    Kecerdasaan merupakan realitas majemuk yang muncul dibagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia.
d.   Pada tingkat tertentu kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh, dalam artian dalam pemecahan masalah seluruh macam kecerdasaan manusia bekerjasama, kompak, dan terpadu.
e.    Kecerdasan yang terkuat cenderung “memimpin/melatih” kecerdasan lain yang lebih lemah.
f.     Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dari yang sederhana hingga kompleks atau menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan di dalam latar budaya tertentu.
Telah disebutkan bahwa Gardner mengidentifikasikan 8 kecerdaan yang kemudian tokoh-tokoh lain menambahkan 2 kecerdasan lagi. Kecerdasan-kecerdasan tersebut ialah sebagai berikut.
a.    Kecerdasan Bahasa (Verbal-Linguistics intelligence)
Kecerdasan bahasa merupakan kecakapan berpikir melalui kata-kata menggunakan bahasa untuk menyatakan, dan memaknai arti yang kompleks. Contoh orang yang ahli dalam kecerdaan bahasa diantaranya adalah penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, dan orator.
b.    Kecerdasan Matematis (Logical-Mathematical intelligence)
Keceerdasan matematis meliputi kecerdasan berhitung, hipotesis, berpikir logis, pemecahan perhitungan-perhitungan kompleks, dan keterampilan pemecahan masalah. Contohnya para ilmuwan, ahli matematis, akuntan, insinyur, dan programer.
c.    Kecerdasan Ruang (Visual-Spatialintelligence)
Kecerdasan ruang merupakan kecerdasan berpikir dalam ruang tiga dimensi, yang mana orang yang memiliki kecerdasan ini mampu untuk menangkap bayangan ruang internal dan eksternal serta mengaplikasikannya dalam kenyataan. Misalnya seperti pelukis dan arsitek.
d.   Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic intelligence)
Kecerdaan kinestetik merupakan kecerdasan untuk melakukan gerakan atau kecakapan fisik seperti olahraga. Coontohnya seperti olahragawan, penari, dan perajin profesional.
e.    Kecerdasan Musik (Musicalintelligence)
Kecerdasan musikal adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitif terhadap melodi, ritme, nada, dan tangga nada. Contohnya adalah musisi, penyayi, dan pembuat instrumen musik/alat musik.



f.     Kecerdasan Hubungan Personal (Interpersonal intelligence)
Kecerdasan hubungan sosial adalah kecakapan untuk memahami, merespon, dan berinteraksi dengan orang lain dengan baik. Contohnya adalah guru, konselor, aktor, dan politikus.
g.    Kecerdasan Keruhanian (Intrapersonal intelligence)
Kecerdasan keruhanian adalah kecakapan untuk memahami kehidupan emosional, membedakan emosi orang-orang, termasuk mengetahui kelemahan dan kekuatan diri. Contohnya adalah psikolog, psikiater, dan filsuf.
h.    Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam atau lingkungan.
i.      Kecerdaan Spiritual
Kecerdasan ini berkaitan tentang bagaimana hubungan manusia dengan Tuhannya. Kecerdasan ini terutama dikembangkan melalui pendidikan agama.
j.      Kecerdasan Eksistensial (Exsistensialist intelligence)
Kecerdasan ini berkaitan tentang kemampuan pribadi untuk menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya dan tujuan hidupnya di dunia ini.

Pada dasarnya, semua orang memiliki semua macam kecerdasan di atas. Namun, tidak semuanya dikembangkan pada tingkatan yang sama. Pada umumnya kan terdapat satu kecerdasan yang lebih menonjol dari yang lain. Tetapi tentu hal ini tidak bersifat permanen. Teori Gardner ini memang memerlukan penilitian lebih lanjut, khususnya mengenai strategi pengukuran untuk setiap kecerdasan dan kemungkinan terdapatnya kecerdasan-kecerdasan lain yang belum diteorikan.



D.      Keabsahan Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk

1.    Memiliki Dasar Biologis
Kecenderungan untuk mengetahui dan memecahkan masalah merupakan sifat dasar biologis/fisiologis manusia. Misalnya, gerak tubuh , berkomunikasi dengan orang lain, berimajinasi sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain. Kecenderunga-kecenderungan ini semua berakar pada sistem  biologis manusia.
2.    Bersifat Universal bagi Spesies Manusia
Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan pendidikannya. Walaupun telah berkembang jenis keterampilan pada budaya yang berbeda, hadirnya kecerdasan bersifat universal. Dengan kata lain, kecerdasan berakar pada keberadaan spesies manusia
3.    Nilai Budaya Suatu Keterampilan
Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh, pengembangan bahasa bisa berupa tulisan pada suatu budaya, hiroglif pada budaya lain, pesan-pesan lisan, bahasa-bahasa tanda, pada budaya lain pula. Namun bahasa formal dinilai tinggi dan merupakan kriteria pendidikan dan sosial seseorang.
4.    Memiliki Basis Neurologi
Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai pusat kerjanya, dan yang dapat diaktifkan atau dipicu oleh informasi eksternal maupun internal.
5.    Dapat Dinyatakan dalam Bentuk Simbol
Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk simbol atau tanda-tanda tertentu. Misalnya simbol kata, gambar, music, angka, dan lain-lain. Adanya simbol-simbol tersebut merupakan kunci bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.

E.       Strategi Pembelajaran Majemuk

Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu:
1.    Membangunkan/memicu kecerdasan, yaitu upaya untuk mengaktifkan indra dan  menghidupkan kerja otak.
2.    Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan.
3.    Mengajarkan dengan atau untuk kecerdasan, yaitu upaya-upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan ganda.
4.    Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata

F.       Mengembangkan Kecerdasan Ganda dalam Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda antara lain ialah dengan menyediakan hari-hari karier, study tour, biografi, pembelajaran terprogram, eksperimen, mading, papan display, membaca buku-buku yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan ganda atau human intelligence hunt.
Setiap siswa memiliki perkembangan kecerdasan ganda yang berbeda. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan strategi umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa secara optimal. Dalam hal pengukuran, kcerdasan ganda lebih mengutamakkan pada studi dokumentasi dan proses pemecahan masalah.
Alternatif lain yang juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan kecerdasan siswa di kelas adalah dengan memberdayakan siswa. Artinya, checklist yang mencakup kecerdasan-kecerdasan siswa tadi tetapi bukan diisi oleh guru, melainkan pengisisan diisi oleh siswa. Mereka saling memberikan penilaian antar teman. Selain anak diberikan kesempatan untuk menilai kecerdasan termannya, ia juga diberi kesempatan untuk melakukan self-monitoring, dengan cara mengsi checklist kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya.
Perkembangan kecerdasan juga dapat dilakukan dengan teknik konseling sebaya/tutor. Caranya adalah guru menyeleksi siapakah yang memiliki keunggulan di bidang tertentu. Kemudian siswa tersebut diminta untuk menjadi tutor bagi teman-temannya yang kurang dalam bidang tersebut. Pendekatan ini tepat digunakan untuk siswa sekolah menengah, karena pada dasarnya merekka lebih suka berbicara dan bergaul dengan teman sebayanya daripada gurunya. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.
Pembelajaran keerdasan ganda berorientasi pada pengembangan potensi anak, bukan berorientasi pada idealisme guru atau orang tua, apalagi ideologi politik. Anak berkembang agar mampu membuat penilaian dan keputusan sendiri secara tepat, bertanggungjawab, percaya diri, mandiri, kreatif, mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik.













Kesimpulan

Teori kercerdasan majemuk menyatakaan bahwa kecerdasan (intelegensi) manusia terbagi menjadi beberapa macam, dimana setiap kecerdasan dapat bergabung dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada. Secara umum, kecerdasan dibagi menjadi tiga, yaitu IQ, EQ dan SQ. Dalam konteks yang lebih terperinci, kecerdasan terbagi menjadi sepuluh, yaitu kecerdasan bahasa, matematis, ruang, kinestetik, musik, hubungan personal, keruhanian, naturalis, spiritual, dan eksistensisal.
Teori ini mementang asumsi bahwa kognisi seseorang merupakan satu kesatuan dan individu hanya memiliki kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan yang berbeda diberbagai bidang, namun itu adalah suatu hasil dari beberapa kecerdasan yang bergabung menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Strategi yang umumnnya digunakan dalam mengembangkan kecerdasan majemuk adalah membangun/memicu, memperkuat, mengajarkan, dan mentrasnfer kecerdasan tersebut. Setiap siswa memiliki perkembangan kecerdasan majemuk yang berbeda. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan strategi umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa secara optimal.

0 komentar:

Posting Komentar