
MAKALAH
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Iskandar Zulkarnain, M.Si.
Elli Kusumawati, M.Pd.
Oleh:
Hujjah Hanifa (A1C114023)
Mahlidi (A1C115025)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
SEPTEMBER 2016
Kecerdasan Majemuk
A. Memahami Pentingnya Keterampilan Hidup
Kecerdasan dibawa pertama
kali sejak ia dilahirkan. Akan tetapi, perkembangan kecerdasan didapatkan
seseorang seiring perkembangan dalam kehidupan. Kecerdasan erat kaitannya
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu untuk meraih sukses.
Namun dalam meraih sukses banyak yang harus dipersiapkan selain kecerdasan, yaitu
keterampilan hidup. Prof D.R. H. Arief Rachman, M.Pd menjelaskan keterampilan
hidup adalah seperangkat keterampilan manusia yang diperoleh melalui pengajaran
atau pengalaman langsung yang digunakan untuk menangani masalah dan pertanyaan
yang biasa ditemui dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Dalam memberikan pembekalan keterampilan hidup, ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan. Pembekalan tersebut diantaranya
memerhatikan kebutuhan fisiknya, berupa asupan gizi yang baik, memantau tumbuh kembang
anak, memeriksakan kesehatan anak secara rutin, pemenuhan kebutuhan sandang,
dan menyediakan permukiman yang sehat dan layak bagi proses tumbuh kembang
anak. Pembekalan keterampilan hidup juga dapat menjadikan kecerdasan majemuk
yang dimliki anak berkembang dengan baik. Kecerdasan majemuk tersebut meliputi,
kecerdasan bahasa (Verbal-Linguistics intelligence,
kecerdasan
matematis (Logical-Mathematical
intelligence), kecerdasan ruang (Visual-Spatial
intelligence, kecerdasan
kinestetik (Kinesthetic intelligence), kecerdasan musik (Musicalintelligence), kecerdasan hubungan personal (Interpersonal intelligence), kecerdasan keruhanian (Intrapersonal intelligence), kecerdasan naturalis,
kecerdaan
spiritual, kecerdasan eksistensial (Exsistensialist intelligence).
B. Mengenal Arti Kecerdasan (Intelegensi)
Kecerdasan
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kecerdasan intelektual atau IQ, kecerdasan
spiritual atau SQ, dan kecerdasan emosional atau EQ. Ketiga kecerdasaan ini tidak
dapat dipisahkan dan harus diseimbangkan dengan proses pembalajaran dan
pengalaman. Jika dilihat dari bentuk kecerdasan yang ada 3, maka kita dapat mengatakan
bahwa kecerdasan bukan hanya ada satu saja, namun terdapat
bermacam-macam(majemuk).
1.
Pengertian Intelegensi
Intelegensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan
cara tertentu. William Stern berpendapat jika intelegensi tergantung
pada dasar dan keturunan, sementara pendidikan dan lingkungan tidak begitu
berpengaruh pada intelegensi. Berdasarkan penelitian, belum dapat dibuktikan
bahwa intelegensi dapat dilatih atau diperbaiki. Namun, penelitian lain juga
menunjukan bahwa anak-anak yang mendapat didikan sekolah menunjukkan sifat yang
lebih baik dari anak-anak yang tidak bersekolah.
Dari berbagai pendapat dan batasan-batasan yang dikemukakan
tentang intelegensi, dapat diketahui bahwa:
-
Intelegensi ialah faktor total, barbagai macam daya jiwa
erat bersangkutan dengannya.
-
Intelegensi hanya dapat diketahui dengan cara tidak
langsung melalui kelakuan intelegensiya.
-
Suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir yang penting, namun juga faktor-faktor
lingkungan dan pendidikan juga memiliki peranan penting.
-
Dalam kehidupannya, manusia dapat menujukkan tujuan-tujuan
yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan tujuan
tersebut
.
2.
Ciri-Ciri Perbuatan Intelegensi
Ciri-ciri perbuatan intelegensi ialah sebagai berikut.
a.
Banyak atau sedikitnya masalah yang dihadapi merupakan
hal baru bagi yang bersangkutan.
b.
Perbuatan intelegensi sifatnya
serasi tujuan dan ekonomis, maksudnya dalam mencapai tujuan, akan diusahakan
untuk disari jalan yang paling hemat waktu dan tenaga.
c.
Masalah yang dihadapi harus mengandung tingkat kesulitan
bagi yang bersangkutan.
d.
Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh
masyarakat.
e.
Dalam berbuat, intelegensi sering menggunakan daya
mengabstraksi, atau dalam artian menyingkirkan tanggapan-tanggapan yang tidak
perlu.
f.
Proses pemecahan masalahnya relatif cepat sesuai dengan
masalah yang dihadapi.
g.
Diperlukannya pemusatan perhatian dan menghindarkan
perasaan yang menggangu jalannya pemecahan masalah.
Dari penjabaran-penjabaran sebelumnya, dapat diketahui
jika intelegensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor ini saling
berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Faktor-faktor tersebut diantaranya
ialah sebagai berikut.
-
Pembawaan sifat-sifat sejak lahir.
-
Kematangan, baik fisik maupun psikis.
-
Pembentukan yang berarti segala keadaan di luar diri
seseorang yang mempengaruhi intelegensi.
-
Minat dan pembawaan yang khas, yang mana berpengaruh pada
tujuan setiap individu.
-
Kebebasan, yakni kondisi yang mana membebaskan individu
untuk menggunakan metode-metode tertentu untuk mencapai tujuannya.
C. Konsep Kecerdasan Majemuk
Dari penjabaran pada
subbab sebelumnya, telah disinggung jika manusia memiliki berbagai macam
kecerdasan (majemuk). Kecerdasan majemuk sendiri adalah suatu kemampuan untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Teori ini mementang asumsi bahwa
kognisi seseorang merupakan satu kesatuan dan individu hanya memiliki
kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan
yang berbeda diberbagai bidang, namun itu adalah suatu hasil dari beberapa
kecerdasan yang bergabung menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
Howard Gardner,
ahli pendidikan dari universitas Harvard adalah orang pertama yang mencetuskan
konsep ini melalui buka karyanya yang berjudul Frames of Mind tahun 1983. Dalam buku ini Gardner menjabarkan adanya
8 kecerdasan yang kemudian dikembangkan kembali menjadi 10 kecerdasan. Melalui
teori kecerdaan majemuk adanya penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang
intelegensi akan terhindarkan. Pendidikan atau pembelajaran kecerdasan majemuk
berorientasi pada pengembangan potensi anak, bukan idealisme guru atau orang
tua. Berikut ini adalah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner.
a.
Manusia memiliki kemampuan untuk meningkatkan dan
memperkuat kecerdasannya.
b.
Kecerdasan selain dapat berubah, dapat pula diajarkan
kepada orang lain.
c.
Kecerdasaan merupakan realitas majemuk yang muncul
dibagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia.
d.
Pada tingkat tertentu kecerdasan ini merupakan suatu
kesatuan yang utuh, dalam artian dalam pemecahan masalah seluruh macam
kecerdasaan manusia bekerjasama, kompak, dan terpadu.
e.
Kecerdasan yang terkuat cenderung “memimpin/melatih”
kecerdasan lain yang lebih lemah.
f.
Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan
masalah dari yang sederhana hingga kompleks atau menghasilkan sesuatu yang
dibutuhkan di dalam latar budaya tertentu.
Telah disebutkan bahwa Gardner mengidentifikasikan 8
kecerdaan yang kemudian tokoh-tokoh lain menambahkan 2 kecerdasan lagi.
Kecerdasan-kecerdasan tersebut ialah sebagai berikut.
a.
Kecerdasan Bahasa (Verbal-Linguistics
intelligence)
Kecerdasan bahasa merupakan kecakapan berpikir melalui
kata-kata menggunakan bahasa untuk menyatakan, dan memaknai arti yang kompleks.
Contoh orang yang ahli dalam kecerdaan bahasa diantaranya adalah penulis, ahli
bahasa, sastrawan, jurnalis, dan orator.
b.
Kecerdasan Matematis (Logical-Mathematical
intelligence)
Keceerdasan matematis meliputi kecerdasan berhitung,
hipotesis, berpikir logis, pemecahan perhitungan-perhitungan kompleks, dan
keterampilan pemecahan masalah. Contohnya para ilmuwan, ahli matematis,
akuntan, insinyur, dan programer.
c.
Kecerdasan Ruang (Visual-Spatialintelligence)
Kecerdasan ruang merupakan kecerdasan berpikir dalam
ruang tiga dimensi, yang mana orang yang memiliki kecerdasan ini mampu untuk
menangkap bayangan ruang internal dan eksternal serta mengaplikasikannya dalam
kenyataan. Misalnya seperti pelukis dan arsitek.
d.
Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic
intelligence)
Kecerdaan kinestetik merupakan kecerdasan untuk melakukan
gerakan atau kecakapan fisik seperti olahraga. Coontohnya seperti olahragawan,
penari, dan perajin profesional.
e.
Kecerdasan Musik (Musicalintelligence)
Kecerdasan musikal adalah kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitif terhadap melodi,
ritme, nada, dan tangga nada. Contohnya adalah musisi, penyayi, dan pembuat
instrumen musik/alat musik.
f.
Kecerdasan Hubungan Personal (Interpersonal intelligence)
Kecerdasan hubungan sosial adalah
kecakapan untuk memahami, merespon, dan berinteraksi dengan orang lain dengan
baik. Contohnya adalah guru, konselor, aktor, dan politikus.
g.
Kecerdasan Keruhanian (Intrapersonal
intelligence)
Kecerdasan keruhanian adalah kecakapan untuk memahami
kehidupan emosional, membedakan emosi orang-orang, termasuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan diri. Contohnya adalah psikolog, psikiater, dan filsuf.
h.
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan untuk mengenali,
membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di
alam atau lingkungan.
i.
Kecerdaan Spiritual
Kecerdasan ini berkaitan tentang bagaimana hubungan
manusia dengan Tuhannya. Kecerdasan ini terutama dikembangkan melalui pendidikan
agama.
j.
Kecerdasan Eksistensial (Exsistensialist intelligence)
Kecerdasan ini berkaitan tentang kemampuan pribadi untuk
menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan
dirinya dan tujuan hidupnya di dunia ini.
Pada dasarnya, semua orang memiliki semua macam
kecerdasan di atas. Namun, tidak semuanya dikembangkan pada tingkatan yang
sama. Pada umumnya kan terdapat satu kecerdasan yang lebih menonjol dari yang
lain. Tetapi tentu hal ini tidak bersifat permanen. Teori Gardner ini memang
memerlukan penilitian lebih lanjut, khususnya mengenai strategi pengukuran
untuk setiap kecerdasan dan kemungkinan terdapatnya kecerdasan-kecerdasan lain
yang belum diteorikan.
D. Keabsahan Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk
1. Memiliki
Dasar Biologis
Kecenderungan untuk mengetahui dan
memecahkan masalah merupakan sifat dasar biologis/fisiologis manusia. Misalnya,
gerak tubuh , berkomunikasi dengan orang lain, berimajinasi sendiri,
menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain. Kecenderunga-kecenderungan ini
semua berakar pada sistem biologis
manusia.
2. Bersifat
Universal bagi Spesies Manusia
Setiap cara untuk memahami sesuatu
selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan
pendidikannya. Walaupun telah berkembang jenis keterampilan pada budaya yang
berbeda, hadirnya kecerdasan bersifat universal. Dengan kata lain, kecerdasan
berakar pada keberadaan spesies manusia
3. Nilai
Budaya Suatu Keterampilan
Cara untuk memahami sesuatu
didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal yang harus diteruskan kepada
generasi penerus. Contoh, pengembangan bahasa bisa berupa tulisan pada suatu
budaya, hiroglif pada budaya lain, pesan-pesan lisan, bahasa-bahasa tanda, pada
budaya lain pula. Namun bahasa formal dinilai tinggi dan merupakan kriteria
pendidikan dan sosial seseorang.
4. Memiliki
Basis Neurologi
Setiap kecerdasan memiliki bagian
tertentu pada otak sebagai pusat kerjanya, dan yang dapat diaktifkan atau
dipicu oleh informasi eksternal maupun internal.
5. Dapat
Dinyatakan dalam Bentuk Simbol
Setiap kecerdasan dapat dinyatakan
dalam bentuk simbol atau tanda-tanda tertentu. Misalnya simbol kata, gambar,
music, angka, dan lain-lain. Adanya simbol-simbol tersebut merupakan kunci
bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.
E. Strategi Pembelajaran Majemuk
Ada beberapa strategi
dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu:
1. Membangunkan/memicu
kecerdasan, yaitu upaya untuk mengaktifkan indra dan menghidupkan kerja otak.
2. Memperkuat
kecerdasan, yaitu dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan
membangunkan kecerdasan.
3. Mengajarkan
dengan atau untuk kecerdasan, yaitu upaya-upaya mengembangkan struktur pelajaran
yang mengacu pada penggunaan kecerdasan ganda.
4. Mentransfer
kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di
kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata
F. Mengembangkan Kecerdasan Ganda dalam Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan-kegiatan yang
dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda antara lain ialah dengan
menyediakan hari-hari karier, study tour, biografi, pembelajaran terprogram,
eksperimen, mading, papan display, membaca buku-buku yang bertujuan untuk
mengembangkan kecerdasan ganda atau human intelligence hunt.
Setiap siswa memiliki
perkembangan kecerdasan ganda yang berbeda. Oleh karena itu, guru perlu
menggunakan strategi umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan
seluruh kecerdasan siswa secara optimal. Dalam hal pengukuran, kcerdasan ganda
lebih mengutamakkan pada studi dokumentasi dan proses pemecahan masalah.
Alternatif lain yang
juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan kecerdasan siswa di kelas
adalah dengan memberdayakan siswa. Artinya, checklist yang mencakup
kecerdasan-kecerdasan siswa tadi tetapi bukan diisi oleh guru, melainkan
pengisisan diisi oleh siswa. Mereka saling memberikan penilaian antar teman.
Selain anak diberikan kesempatan untuk menilai kecerdasan termannya, ia juga
diberi kesempatan untuk melakukan self-monitoring, dengan cara mengsi checklist
kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya.
Perkembangan kecerdasan
juga dapat dilakukan dengan teknik konseling sebaya/tutor. Caranya adalah guru
menyeleksi siapakah yang memiliki keunggulan di bidang tertentu. Kemudian siswa
tersebut diminta untuk menjadi tutor bagi teman-temannya yang kurang dalam
bidang tersebut. Pendekatan ini tepat digunakan untuk siswa sekolah menengah,
karena pada dasarnya merekka lebih suka berbicara dan bergaul dengan teman
sebayanya daripada gurunya. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.
Pembelajaran keerdasan
ganda berorientasi pada pengembangan potensi anak, bukan berorientasi pada
idealisme guru atau orang tua, apalagi ideologi politik. Anak berkembang agar
mampu membuat penilaian dan keputusan sendiri secara tepat, bertanggungjawab,
percaya diri, mandiri, kreatif, mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan
mana yang baik dan tidak baik.
Kesimpulan
Teori kercerdasan majemuk
menyatakaan bahwa kecerdasan (intelegensi) manusia terbagi menjadi beberapa
macam, dimana setiap kecerdasan dapat bergabung dalam menyelesaikan suatu
masalah yang ada. Secara umum, kecerdasan dibagi menjadi tiga, yaitu IQ, EQ dan
SQ. Dalam konteks yang lebih terperinci, kecerdasan terbagi menjadi sepuluh,
yaitu kecerdasan bahasa, matematis, ruang, kinestetik, musik, hubungan personal,
keruhanian, naturalis, spiritual, dan eksistensisal.
Teori ini mementang
asumsi bahwa kognisi seseorang merupakan satu kesatuan dan individu hanya memiliki
kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan
yang berbeda diberbagai bidang, namun itu adalah suatu hasil dari beberapa
kecerdasan yang bergabung menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
Strategi yang umumnnya
digunakan dalam mengembangkan kecerdasan majemuk adalah membangun/memicu,
memperkuat, mengajarkan, dan mentrasnfer kecerdasan tersebut. Setiap
siswa memiliki perkembangan kecerdasan majemuk yang berbeda. Oleh karena itu,
guru perlu menggunakan strategi umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk
mengembangkan seluruh kecerdasan siswa secara optimal.
0 komentar:
Posting Komentar