MAKALAH
PENILAIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(AKPC1402)
AUTHENTIC ASSESSMENT, PENILAIAN ALTERNATIF
DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Hj. Agni Danaryanti, M.Pd
Asdini Sari, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
Hujjah Hanifa (A1C114023)
Rahmawati (A1C114046)
Rasmita (A1C114049)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
AUTHENTIC
ASSESMENT (PENILAIAN AUTENTIK) dan PENILAIAN ALTERNATIF
- Authentic Assesment (Penilaian Autentik)
1. Pengertian
Penilaian Autentik
Pada awalnya istilah penilaian autentik
diperkenalkan oleh Wiggins tahun 1990 untuk menyesuaikan dengan yang biasa
dilakukan orang dewasa sebagai reaksi (menentang) penilaian berbasis sekolah
seperti mengisi titik-titik, tes tertulis, tes pilihan ganda, maupun kuis
jawaban singkat. Jadi dikatakan autentik dalam arti sesungguhnya atau
realistis.
Penilaian
autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks
“dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan
masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih
dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain, assessment autentik memonitor dan
mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah
yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam suatu proses
pembelajaran, penilaian autentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek
hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik
yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa
perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses
pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas.
Pelaksanaan penilaian autentik tidak lagi menggunakan format-format penilaian
tradisional (multiple-choice, matching, true-false, dan paper and pencil test),
tetapi menggunakan format yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu
tugas atau mendemonstrasikan suatu performasi dalam memecahkan suatu masalah.
Sehingga dapat disimpulkan,
penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2.
Ciri-ciri
Penilaian Autentik
Ciri-ciri penilaian autentik diantaranya:
a.
Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
b.
Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan.
c.
Penilaian terhadap produk atau kinerja.
d.
Tugas-tugas kontekstual dan relevan.
3.
Tujuan
Penilaian Autentik
Tujuan dilaksanakanya penilaian autentik, yaitu:
a.
Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks
dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang autentik.
b.
Melalui penilaian autentik ini, diharapkan berbagai informasi yang
absah/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui
dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan.
4.
Manfaat Penilaian Autentik
Manfaat dilaksanakannya penilaian autentik,
diantaranya:
a.
Bagi siswa
Manfaat
dilaksanakannya penilaian autentik bagi siswa, yaitu dapat mengungkapkan secara total seberapa baik pemahaman materi akademik
mereka, mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi mereka, seperti
mengumpulkan informasi, menggunakan sumber daya, menangani teknologi dan
berfikir sistematis, menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka
sendiri, dunia mereka dan masyarakat luas, mempertajam keahlian berfikir dalam
tingkatan yang lebih tinggi saat mereka menganalisis, memadukan, dan
mengidentifikasi masalah, menciptakan solusi dan mengikuti hubungan sebab
akibat, menerima tanggung jawab dan membuat pilihan, berhubungan dan kerja sama
dengan orang lain dalam membuat tugas, dan belajar mengevaluasi tingkat
prestasi sendiri (Newmann & Wehlage, 1993; Jonshon, 2009).
b.
Bagi guru
Manfaat dilaksanakannya penilaian autentik bagi guru, yaitu penilaian
autentik bisa menjadi tolak ukur yang komprehensif mengenai kemampuan siswa dan
seberapa efektif metode yang diberikan kepada siswa bisa dijalankan. Oleh
karena itulah, penerapan authentic assessment sebagai alat evaluasi hasil belajar
di sekolah-sekolah ataupun level universitas penting untuk diperhatikan agar
siswa tidak hanya sekedar menjadi pembelajar saja, namun pada akhirnya
pencapaian prestasi diikuti dengan kemampuan mengaplikasikan kemampuan yang
dimilikinya ke dalam dunia nyata.
5.
Bentuk
Penerapan Penilaian Autentik
Bentuk-bentuk
penerapan penilaian autentik, diantaranya sebagai berikut:
a.
Pada umumnya pendidik mengenal 4 macam asesmen autentik, yaitu
portofolio, perbuatan atau kinerja, proyek, dan respon tertulis secara luas
(Johnson, 2002).
b.
Asesmen autentik dapat mencakup aktivitas yang beragam seperti wawancara
lisan, tugas problem solving kelompok, pembuatan portofolio (Hart, 1994). Dalam
cara lain dinyatakan pula bahwa cara-cara asesmen dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu observasi, contoh-contoh perbuatan, serta tes dan prosedur
berupa tes atau pengukuran prestasi peserta didik pada suatu waktu maupun
tempat tertentu.
c.
Peserta didik untuk mengilustrasikan informasi akademik yang telah
dipelajarinya, misalnya dalam bidang
matematika, sains, pendidikan, kesehatan, dan bahasa inggris, dengan
merancang sebuah presentasi tentang emosi orang (Johnson, 2002).
d.
Asesmen autentik memberikan kesatuan utuh tugas kepada peserta didik
yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang dijumpai dalam aktivitas
pembelajaran yang paling baik, seperti melakukan penelitian, menulis, merevisi,
dan mendiskusikan masalah. Asesmen autentik juga mengikuti apakah peserta didik
dapat terampil memberikan jawaban perbuatan atau produk yang seksama dan yang
dapat dipertanggung jawabkan. Asesmen autentik menjadi valid dan reliabel
dengan cara menekankan dan membakukan kriteria produk yang sesuai (Grant,
1990).
6.
Strategi
Penilaian Autentik
a. Penilaian kinerja (Performance assessment) yang
dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan
pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
b. Observasi sistematik atau investigasi jangka
pendek (System Observation – short investigation) yang bermanfaat untuk
menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap
siswa.
c. Pertanyaan terbuka. Sama halnya observasi
sistematik, ia memberikan stimulus dan bertanya kepada siswa untuk memberikan
tanggapan. Tanggapan ini dapat berupa:
·
Suatu tulisan singkat atau jawaban lisan
·
Suatu pemecahan matematik
·
Suatu gambar
·
Suatu diagram, grafik.
d. Portofolio (Portofolio) adalah kumpulan dari
berbagai keterampilan, ide, minat dan keberhasilan/prestasi siswa selama jangka
waktu tertentu (Hart, 1994). Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan
siswa setiap saat.
e. Kajian/penilaian pribadi (self assessment). Siswa
untuk mengevaluasi partisipasi, proses dan produk mereka. Pertanyaan evaluatif
merupakan alat dasar dalam kajian pribadi.
f. Jurnal (Journal) merupakan suatu proses refleksi
dimana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan
ide-ide, minat dan pengalamannya. Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam
mengorganisasikan cara berpikirnya dan menuangkannya secara eksplisit dalam
bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya.
7.
Alat yang
Digunakan pada Penilaian Autentik
Custer (1994), Lazar dan Bean (1991), Rerf
(1995), serta Rudner dan Boston (1994) menyatakan bahwa beberapa alat yang
digunakan pada asesmen autentik, diantaranya:
a. Ceklist, yaitu tentang tujuan pembelajar,
kemajuan menulis/membaca, kelancaran menulis dan membaca, kontak pembelajaran,
dan sebagainya
b. Simulasi
c. Essay dan contoh penulisan lain
d. Demonstrasi atau perbuatan
e. Wawancara masuk dan kemajuan
f. Presentasi lisan
g. Evaluasi oleh instruktur sejawat yang lainnya
baik informal maupun formal,
h. Asesmen sendiri
i.
Pertanyaan-pertanyaan untuk respon yang tergagas.
8.
Penyekoran Penilaian Autentik
Penyekoran
Asesmen Autentik Menurut Hart (1994), penyekoran asesmen autentik yaitu sebagai
berikut:
a. Menekankan penyekoran berdasarkan suatu standar
yang digunakan bersama.
b. Mengungkap dan mengidentifikasi kekuatan siswa,
bukan menunjukkan kelemahan mereka.
c. Di skor berdasarkan standar kinerja yang jelas,
bukan dengan acuan norma.
d. Mengakses proses dan kompetensi secara rutin.
e. Menggalakkan siswa untuk melakukan kebiasaan
menilai diri sendiri.
Alat yang dipakai untuk membantu guru melakukan
penyekoran adalah rubrik penyekoran. Rubrik penyekoran adalah suatu set
kriteria yang digunakan untuk menyekor atau menempatkan posisi siswa pada tes,
portofolio, atau kinerja. Rubrik penyekoran mendeskripsikan tingkat kinerja
yang diharapkan dicapai siswa secara relatif. Jadi, deskripsi kinerja-kinerja
siswa dan bagaimana menempatkan kinerja tersebut dalam suatu rentangan nilai
yang telah ditetapkan sebelumnya.
9.
Perbedaan Penilaian Autentik
dengan Penilaian Tradisional
Penilaian
Autentik
![]() |
|||
![]() |
|||


![]() |






10. Aspek-aspek
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika
Semangat kurikulum sekarang
mengamanatkan bahwa kompetensi harus meliputi tiga ranah, yaitu pengetahuan,
sikap dan keterampilan dari semua bidang. Oleh karena itu perlu adanya jabaran
mengenai aspek penilaian autentik dalam matematika. Secara khusus aspek yang
akan dimunculkan dalam untuk mengetahui kualitas belajar matematika adalah:
a.
Pemahaman konsep
matematika
b.
Keterampilan
matematika
c.
Kemampuan pemecahan
masalah
d.
Sikap matematis.
11. Tekhnik dan Instrumen dalam
Penilaian Autentik
Berbagai macam cara untuk
memperoleh informasi kemampuan atau kualitas belajar siswa dalam rangka
penilaian autentik. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
B. Penilaian Alternatif
1. Pengertian Penilaian Alternatif
Penilaian alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan
non-tradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar siswa.
Istilah tradisional yang digunakan dalam konteks pengertian diatas terutama tes
baku yang menggunakan perangkat tes objektif. Ada kalanya istilah penilaian
alternatif diidentikkan dengan penilaian istilah lain seperti penilaian autentik
dan penilaian kinerja. Disebut sebagai penilaian autentik karena penilaian alternatif
sengaja dirancang untuk menjamin keaslian dan kejujuran penilaian serta
hasilnya terpecaya. Disebut penilaian kinerja, karena siswa diminta menunjukkan
penguasaannya tentang bidang ilmu tertentu, menjelaskan dengan kata-kata dan
caranya sendiri tentang peristiwa tertentu.
Penilaian alternatif menuntut siswa untuk menunjukkan keterampilan
dan pengetahuan yang tidak dapat dinilai dengan menggunakan penilaian berupa
tes. Penilaian alternatif berusaha untuk mambuat siswa berpikir kritis dan
evaluasi keterampilan dengan meminta siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas
terbuka yang sering mengambil lebih dari satu periode kelas untuk
menyelesaikan.
Ada beberapa alasan memilih untuk memanfaatkan tes atau penilaian
alternatif, baik dalam proses maupun dalam produk proses pembelajaran yaitu:
a. Keberhasilan atas
terjadinya perubahan lebih tergantung pada kerja keras dibandingkan penjejalan
pelajaran dimenit terakhir.
b. Bentuk ini lebih
menghargai yang konsisten, karena menuntut keterlibatan dalam proses
pembelajaran secara langsung.
c. Penilaian ini menuntut
respon segera dari guru.
d. Penilaian ini menuntut
guru melakukan komunikasi yang lebih baik, lebih terbuka, dan lebih jelas
terhadap siswa.
e. Moodel penilaian ini
dapat memotivasi untuk bekerja dengan cara dan gaya yang berbeda sesuai dengan
kecendrungan masing- masing.
f. Model penilaian ini
dapat mengurangi “jarak” hubungan yang berbeda antara fungsi guru dan siswa,
dan dapat meciptakan hubungan yang akrab antara kedua belah pihak.
g. Model penilaian ini
diyakini lebih adil, lebih mudah mengukur kompetensi, kualitas, dan keahlian,
serta bernilai dalam konteks eksternal.
h. Menggunakan metode
penilaian standar membuat aktivitas mendekati kehidupan nyata.
- Landasan Psikologis Penilaian Alternatif
Penilaian alternatif tidak hanya menilai
hasil belajar, tetapi dapat member informasi secara lengkap tentang proses
pembelajaran. penilaian alternatif tidak hanya menilai produk belajar saja
tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan kemampuan produk
tersebut.
Penilaian alternatif dilaksanakan
berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi kognitif. Beberapa
teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanakan penilaian
alternatif adalah:
a.
Teori fleksibilitas kognitif dan
R.spiro (1990)
b.
Teori belajar Bruner (1966)
c.
Generative learning model dari
Osborne dan wittrock (1983)
d.
Experiential learning theory dari c
rogers (1969)
e.
Multiple intelligent theory dari
Howard gardner (1983)
- Fungsi Penilaian Alternatif
a.
Sebagai pemantauan kemampuan dan kinerja siswa .
b.
Sebagai proses yang melibatkan siswa dan guru
dalam melakukan penilaian tentang kemajuan siswa dalam bahasa menggunakan
strategi non-konvensional.
c.
Untuk menilai kompetensi, termasuk orang-orang
yang melibatkan individu dalam membuat penilaian diri.
d.
Sebagai kemampuan untuk melakukan berbagai
occupationally atau profesional yang relevan dengan tugas-tugas komunikatif.
e.
Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan
tentang mana lembar kerja mereka untuk menilai, dan untuk menjamin bahwa umpan
balik disediakan.
- Karakteristik Penilaian Alternatif
Karateristik utama penilaian alternatiF tidak hanya mengukur
belajar siswa, tapi secara lengkap memberi informasi yang lebih jelas tentang
proses pembelajaran. Berikut ialah empat asumsi pokok penilaian kinerja, yaitu:
a. Didasarkan pada
partisipasi aktif siswa.
b. Tugas-tugas yang
diberikan/dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
keseluruhan proses pembelajaran.
c. Penilaian tidak hanya
mengetahui posisi siswa dalam proses pembelajaran, melainkan juga untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
d. Dengan mengetahui lebih
dulu kriteria yang digunakan, siswa akan terbuka dan aktif berupaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Ada banyak cara untuk
mengimplementasikan penilaian alternative dalam kelas. Walau bagaimanapun
penilaian alternative mungkin akan menunjukkan sebagian besar karakteristik
ini:
a. Penilaian ini didasarkan
pada tugas-tugas otentik yang menunjukkan kemampuan peserta didik untuk
mencapai tujuan komunikasi
b. Instruktur dan peserta
fokus pada komunikasi, bukan pada jawaban yang benar dan yang salah.
c. Membantu peserta didik
untuk menetapkan kriteria untuk berhasil menyelesaikan tugas komunikasi
d. Peserta didik memiliki
kesempatan untuk menilai diri mereka sendiri dan rekan-rekan mereka.
e. Meminta para siswa untuk
melakukan, menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
f. Mendorong siswa dalam
merefleksikan diri.
g. Mengukur hasil
signifikansi.
h. Mampu berpikir tingkat
tinggi dan keterampilan pemecahan masalah.
i.
Menggunakan tugas-tugas yang mewakili kegiatan
instruksional bermakna.
j.
Memanggil aplikasi dunia nyata.
k. Menggunakan penilaian
manusia (bukan mesin) untuk skor.
l.
Memerlukan peran instruksional dan penilaian
untuk guru.
m. Memberikan kesempatan
penilaian diri bagi siswa.
n. Menyediakan kesempatan
bagi individu maupun kerja kelompok.
o. Mendorong siswa untuk
melanjutkan aktivitas belajar di luar ruang lingkup penugasan.
p. Eksplisit mendefinisikan
kriteria kinerja.
q. Membuat penilaian sama
pentingnya dengan kurikulum dan pengajaran.
5.
Jenis-jenis penilaian Alternatif
Empat variasi penilaian alternatiF
adalah penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian proyek dan penilaian
investigasi. Dalam situasi tertentu, lebih dari satu bentuk mungkin
terlibat.
i.
Penilaian
Kinerja (performance assessment)
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam
tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman
dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam
berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment
adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria yang diinginkan.
Istilah ini mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang
memberikan kesempatan untuk mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan
menggunakan keterampilan yang sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas
sains, daripada mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa
benar-benar melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan
pilihan-pilihan mereka dalam laporan laboratorium.
Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui
apakah yang diketahui siswa dan apakah yang mereka lakukan. Penilaian unjuk
kerja bisa dimulai secara perlahan dan teratur. Akan tetapi karena penilaian
unjuk kerja menilai pemahaman siswa, maka lebih baik mengunakan penilaian
dengan komentar dari pada nilai numerik. Sebab nilai memberi kesan pada siswa
bahwa pekerjaan itu berhasil, sebagian, atau tidak sama sekali. Komentar guru
dapat memberikan pandangan pada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar
pekerjaan berikutnya. Langkah–langkah penilaian kinerja, yaitu:
a.
Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah
penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang
terbaik.
b.
Menuliskan perilaku kemampuan–kemampuan spesifik
yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil
akhir yang terbaik.
c.
Membuat kriteria–kriteria kemampuan yang akan
diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi
selama siswa melaksanakan tugas.
d.
Mendefinisikan kriteria kemampuan–kemampuan yang
akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable)
atau karakteristik produk yang dihasilkan.
e.
Urutkan kriteria–kriteria kemampuan yang akan
diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
f.
Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan
kriteria–kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Metode yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Metode holistik,
digunakan apabila para penskor (rater) hanya memberikan satu buah skor atau
nilai ( single rating) berdasarkan penilaian mereka secara keseluruhan dari
hasil kinerja peserta.
b. Metode analytic, para penskor memberikan
penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan
kinerja yang dinilai. Dapat menggunakan checklist dan rating scale.
ii. Penilaian Portofolio
Penilaian
portofolio adalah proses yang berkesinambungan yang melibatkan siswa dan guru
dengan memilih sampel karya siswa untuk dimasukkan dalam koleksi, tujuan
utamanya adalah untuk kemajuan siswa. Portofolio merupakan kumpulan atau berkas
pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian. Portofolio
biasanya terdiri dari pekerjaan yang telah menyelesaikan lebih dari satu
periode penilaian atau semester.
a. Tujuan Portofolio
Tujuannya ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan
siapa yang akan menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas, portofolio
dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain :
1) Menghargai perkembangan
yang dialami siswa.
2) Mendokumentasikan proses
pembelajaran yang berlangsung.
3) Memberi perhatian pada
prestasi kerja siswa yang terbaik.
4) Merefleksikan
kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi.
5) Meningkatkan efektifitas
proses pengajaran.
6) Bertukar informasi
dengan orangtua/wali siswa dan guru lain.
7) Membina dan mempercepat
pertumbuhan konsep diri positif pada siswa.
8) Meningkatkan kemampuan
melakukan refleksi diri, dan membantu siswa dalam merumuskan tujuan.
b.
Prinsip Portofolio
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan
dijadikan pedoman dalam menggunakan portofolio disekolah, antara lain :
1) Saling percaya (mutual
trust) antara guru dan siswa.
2) Kerahasiaan bersama
(confidentiality) antara guru dan siswa.
3) Milik bersama (join
ownership) antara siswa dan guru.
4) Kepuasan (satisfaction).
5) Kesesuaian (relevance).
6) Penilaian proses dan
hasil
c.
Metode Portofolio
Pengorganisasian dalam penilaian portofolio adalah hal yang
sangat penting. Terdapat beberapa cara portofolio, tetapi semuanya mengandung
hal yang paling penting, yaitu :
1) Pengumpulan (storing),
2) Pemilihan (sorting),
3) Penetapan (dating) dari
suatu tugas (task).
Menurut Nitko (2000), secara umum penilaian portofolio dapat
dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
1) Portofolio ideal (ideal
portfolio)
2) Portofolio penampilan (
show portfolio)
3) Portofolio dokumentasi
(documentary portfolio)
4) Portofolio evaluasi
(evaluation portfolio)
5) Portofolio kelas (
classroom portfolio)
Karakteristik perubahan portofolio siswa dari waktu ke waktu akan
merefleksikan perubahan penting dalam suatu proses kemampuan intelektual siswa.
Walaupun hasil portofolio bergantung kepada penampilan (performance) siswa,
umtuk membedakan penilaian penampilan minimal terdapat 4 aspek penting, yaitu :
1)
Portofolio memilki rekaman kinerja siswa di
kelas untuk mencapai kondisi standar yang diperlukan.
2)
Portofolio menunjukan kesempatan ganda bagi
siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya.
3)
Portofolio selalu menunjukkan perbedaan bentuk
dari tugas yang diberikan.
4)
Sampel portofolio adalah suatu hasil dari usaha
lanjut untuk memperbaiki hasil dan proses yang telah dikerjakan siswa.
d.
Pedoman Penilaian Portofolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru
dalam penggunaan penilaian porfolio di sekolah sebagai berikut :
1)
Memastikan bahwa siswa memiliki berkas
portofolio
·
Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan
yang perlu dikumpulkan.
·
Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan
hasil pekerjaannya.
·
Menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
·
Mengaruskan siswa menilai hasil pekerjaannya
sendiri secara berkelanjutan.
·
Menetukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan
portofolio.
·
Melibatkan orangtua dalam proses penilaian
portofolio.
2)
Bahan penelitian
·
Penghargaan tertulis
·
Penghargaan lisan
·
Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan
tugas-tugas oleh siswa
·
Daftar ringkasan hasil pekerjaan
·
Catatan sebagai hasil pekerjaan
·
Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja
kelompok
·
Contoh hasil pekerjaan
·
Catatan / laporan dari pihak yang relevan
·
Daftar kehadiran
·
Hasil ujian / tes
·
Persentase tugas yang telah selesai
dikerjakan
·
Catatan tentang peringatan yang diberikan guru
manakala siswa melakukan kesalahan.
iii.
Penilaian Proyek
Proyek merupakan cara yang tepat untuk melibatkan siswa lebih jauh
dalam penyelesaian masalah. Proyek dapat melibatkan siswa dalam situasi terbuka
yang memberikan hasil yang beragam, atau mengiring murid untuk memikirkan
pertanyaan atau hipotesis yang membutuhkan penelusuran (investigasi) lebih
jauh. Proyek juga memberi peluang bagi siswa untuk menggali ide ilmiah
menggunakan ilmu fisika atau teknologi seperti sensor elektronik, kalkulator
grafik dan komputer.
Dengan kata lain proyek yang dimaksud berfokus pada konsep dan
prinsip inti sebuah disiplin yang memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi,
pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya yang dapat menghasilkan
suatu produk nyata. Proyek yang terlibat dalam konsep pemecahan masalah dapat
digunakan siswa untuk menggali, belajar, berfikir, dan mencari ide yang
mengembangkan pemahaman mareka dalam semua konsep penting dari suatu
pembelajaran.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap peserta didik.
Proyek dapat dilakukan siswa selama masa sekolah, dimana siswa
dapat berkolaborasi dengan guru satu atau dua orang, tetapi siswa melakukan
investigasi dalam kelompok kolaboratif antara 4-6 orang.
Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh siswa dalam tim
adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsesus tentang
tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa, dan bagaimana mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan
dan yang akan dikembangkan oleh siswa merupakan keterampilan yang esensial
sebagai landasan untuk keberhasilan hidupnya. Oleh karena hakikat proyek ini
adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut seyogyanya
ditujukan untuk semua tim.
Menurut Lacy Snead dan Ed Dickey, jika siswa telah mengatur
pelaksanaan proyek, artinya mereka telah mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
·
Menulis gambaran dari proyek
·
Mengidentifikasi prosedur yang diperlukan
·
Menetapkan dalam hal membuat rekaman dari kerja
mereka,
·
Menyatakan hasil
iv. Penilaian
Investigasi
Dalam investigasi ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan
kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih
bermakna pada siswa. Investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan
seseorang/kelompok, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil
perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam
suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan kata lain bahwa
investigasi adalah kegiatan menyebar (divergen activity) dimana para siswa
lebih diberikan kesempatan untuk memikirkan, mengembangkan, menyelidiki hal-hal
menarik yang mengusik rasa keingintahuan mereka.
Langkah-langkah pembelajaran investigasi menurut Vui (2001):
a. Pendahuluan dengan
masalah. Buatlah siswa tertarik dengan memotivasi yang baik dan membuat situasi
yang dapat membangkitkan semangat.
b. Mengklarifikasi masalah.
Gunakan pertanyaan untuk menggambarkan pertanyaan matematika yang pokok yang
terdapat dalam masalah.
c. Mendesain Investigasi.
Guru membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk memilih pemecahan
masalah yang tepat yang paling memuaskan. Contoh: Apa yang akan kita cari dari
masalah itu ? Bagaimana kita dapat mencoba untuk memecahkan masalah ? Apa
pemecahan masalah yang tepat yang mungkin berguna?
d. Melaksanakan
investigasi. Para siswa membuat dan menguji hipotesis, mendiskusikan dan guru
harus memberi pertanyaan-pertanyaan untuk membimbing siswa.
e. pembelajaran. Para siswa
membutuhkan waktu untuk mempresentasikan temuan mereka dan menjelaskan beberapa
teori yang dimiliki siswa mengenai temuannya.
Menurut pendapat Hopkin
(1996), langkah-langkah investigasi matematika yang diterapkan adalah:
a.
Pertama-tama siswa dihadapkan pada masalah yang
problematis;
b.
Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
eksplorasi/kajian sebagai respon terhadap masalah yang problematis itu;
c.
Siswa merumuskan tugas-tugas belajar dan
mengorganisasikan kegiatan belajarnya;
d.
Siswa melakukan kegiatan belajar baik secara
kelompok atau mandiri;
e.
Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang
dilakukan dalam belajar; dan
f.
Siswa mengecek ulang hasil belajarnya agar dapat
menarik simpulan atau mungkin diperlukan kajian atau eksplorasi ulang.
Keuntungan bagi siswa dengan adanya investigasi antara lain:
a.
Keuntungan pribadi
o
Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara
bebas.
o
Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan
aktif.
o
Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
o
Dapat belajar untuk memecahkan masalah,
manangani suatu masalah.
o
Mengembangkan antusiasme dan rasa tertarik pada
matematika.
b. Keuntungan sosial
·
Meningkatkan belajar bekerja sama.
·
Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri
maupun dengan guru.
·
Belajar berkomunikasi yang baik secara
sistematis.
·
Belajar mengahrgai pendapat orang lain.
·
Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu
keputusan.
c. Keuntungan akademis
·
Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan
jawaban yang diberikannya.
·
Bekerja secara sistematis.
·
Mengembangkan dan melatih keterampilan
matematika dalam berbagai bidang.
·
Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.
·
Mencek kebenaran jawaban yang mereka buat.
·
Selalu berfikir tentang cara/strategi yang
digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Adapun peran guru adalah sebagai berikut:
·
Memberikan informasi dan instruksi yang jelas.
·
Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali
pengetahuan siswa yang menunjang pada pemecahan masalah (buakan menunjukkan
cara penyelesaiannya).
·
Memberikan dorongan sehiongga siswa lebih
termotivasi.
·
Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
oleh siswa.
·
Memimpin diskusi pada pengambilan keputusan
akhir.
Sejalan dengan pendekatan investigasi secara ilmiah, maka bentuk
tagihan yang paling sesuai adalah soal menyangkut pemecahan masalah, sehingga
langkah-langkah pembuatan soal investigasi adalah sebagaimana langkah-langkah
baku dalam pembuatan soal pada umumnya, yaitu:
·
Menetapkan tujuan investigasi.
·
Menetapkan ruang lingkup investigasi.
·
Perumusan indikator investigasi.
·
Penyusunan kisi-kisi.
·
Penulisan butir soal investigasi.
·
Merakit soal dalam bentuk instrumen tes dan
penentuan pedoman pemarkaan (rublik).
·
Mengujikan tes pada siswa.
·
Memeriksa tes yang sudah dikerjakan siswa.
·
Menganalisis butir dan perangkat soal.
·
Merevisi soal-soal dan mendokumentasikan soal.
Bersamaan dengan perakitan soal investigasi, maka terlebih dulu
diterapkan rublik (pedoman penskoran) yang untuk itu dapat digunakan analytic
scoring scale sebagai berikut:
Kriteria :
Skor :
Komentar :
Skor :
Komentar :
o Pemahaman dan
pengorganisasian (C/O)
§ Menginterpretasikan
tugas
§ Memilih pendekatan
sistematis, membuat tabel, mengorganisasikan fakta
§ Mengetahui bahwa
konjektur perlu dibuktikan
o Pelaksanaan tugas (C/T)
§ Mengenal pola yang
sesuai
§ Menggunakan lambang
untuk membuat dugaan (konjektur)
§ Menguji dugaan untuk
kasus atau membuktikan dugaan (konjektur)
o Komunikasi (C)
§ Argumen yang jelas dan
logis menonjolkan butir-butir yang penting, misalnya dalam menentukan
kesimpulan
§ Memberikan alasan yang
jelas dan singkat untuk strategi yang digunakan.
(Tim Instruktur PKG Matematika SMU, 1994)
- Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Alternatif
§ Kelebihan Penilaian
Alternatif
o Dapat
menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang tidak
dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
o
Menyajikan hasil penilaian yang
lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan asesmen anda akan dapat
menilai hasil belajar anak secara lengkap, tidak hanya hasil belajar dalam
ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
o
Meningkatkan motivasi siswa.
o
Mendorong pembelajaran dalam situasi
yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan kepada apa yang dapat ditunjukan atau
dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui siswa.
o
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk selfvaluation.
o Membantu
guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
o Meningkatkan
daya transferabilitas hasil belajar.
§ Kekurangan Penilaian
Aternatif
o
Membutuhkan banyak waktu
o
Adanya unsure subjektifitas dalam
penskoran
o
Ketetapan penskoran rendah
o
Tidak tepat untuk kelas besar.
KESIMPULAN
Penilaian autentik
adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai
teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Ciri-ciri penilaian autentik adalah sebagai berikut:
a.
Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
b.
Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan.
c.
Penilaian terhadap produk atau kinerja.
d.
Tugas-tugas kontekstual dan relevan.
Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi
kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar
bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas
yang autentik.
Melalui penilaian autentik ini, diharapkan
berbagai informasi yang absah/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan
apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang
kualitas program pendidikan.
Secara khusus aspek yang akan dimunculkan dalam untuk mengetahui
kualitas belajar matematika adalah:
a. Pemahaman konsep matematika
b. Keterampilan matematika
c. Kemampuan pemecahan masalah
d. Sikap matematis
Berbagai macam cara untuk
memperoleh informasi kemampuan atau kualitas belajar siswa dalam rangka
penilaian autentik. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2) Penilaian alternatif
diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk memberi
penilaian kinerja atau hasil belajar siswa.
3) Fungsi penilaian
alternatif adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai pemantauan kemampuan dan kinerja siswa .
b.
Sebagai proses yang melibatkan siswa dan guru
dalam melakukan penilaian tentang kemajuan siswa dalam bahasa menggunakan
strategi non-konvensional.
c.
Untuk menilai kompetensi, termasuk orang-orang
yang melibatkan individu dalam membuat penilaian diri.
d.
Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan tentang
mana lembar kerja mereka untuk menilai, dan untuk menjamin bahwa umpan balik
disediakan.
2. Empat variasi penilaian
alternatif, yaitu:
a. Penilaian Kinerja (performance assessment)
b. Penilaian Portofolio.
c. Penilaian proyek
d. Penilaian Investigasi
DAFTAR PUSTAKA
Dolen. Dikutip 09 05 2016 http:\\dosyin.blogspot.com/p/assesment.html.
guraru. (n.d.).
Dikutip 09 05 2016, dari
http://guraru.org/guru-berbagi/contoh-pendekatan-scientific-dan-penilaian-autentik-pada-mata-pelajaran/
Hasan, A. (2010,
09). Dikutip 09 05 2016, dari
http://amirulhasanbioum.blogspot.com/2010/09/makalah-assessment-autentik.html
semarang, b.
(n.d.). Dikutip 09 05 2016, dari
http://bdksemarang.kemenag.go.id/penilaian-autentik-dalam-pembelajaran-matematika/
Eka. (2011, 07). Dikutip 10 05, 2016, dari
http://ekacrudhgeograf.blogspot.com/2011/07/penilaian-alternatif.html
Julidvo. (2012, 12 20). Dikutip 10 05, 2016, dari
https://julidvo.wordpress.com/2012/12/20/penilaian-alternatif/
Kurniawan, N. (2008, 09). Dikutip 14 05, 2016, dari
http://narnikurniawan.blogspot.com/2008/09/penilaian-alternatif-1.html
Norma. (2012, 06). Dikutip 14 05, 2016, dari
http://normanohira.blogspot.com/2012/06/assessmen-alternatif.html
Herman sah (2013,10). Dikutip 09
05,2016, dari
http://bersahaja25.blogspot.com/2013/10/konsep-dasar-assesmen-alternatif.html
0 komentar:
Posting Komentar