Minggu, 23 Juli 2017

Penilaian Kelas di SMP/SMA







PENILAIAN KELAS di SMP/SMA
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Matematika
Diasuh oleh : Dra. Agni Danaryanti, M.Pd/Asdini Sari,. M.Pd
Oleh :
Kelompok 8
Hujjah Hanifa                                                                              NIM. A1C114023
Rahmawati                                                                                   NIM. A1C114046
Rasmita                                                                                         NIM. A1C114049




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
MEI  2016

Penilaian Kelas di SMP/SMA
1.      Pengertian Penilaian Kelas
Pengertian penilaian kelas menurut acuan yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik (siswa) yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilaksanakan melalui langkah langkah perencanaan, penyusunan, pemilihan dan penggunaan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Rambu rambu penilaian kelas meliputi Prinsip prinsip penilaian kelas, ruang lingkup serta sasaran pengguna model penilaian kelas.
2.      Ciri-ciri Penilaian Kelas
·         Belajar tuntas, yakni peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang diperlukan berdasarkan karakteristik peserta didik dan waktu yang tersedia di bawah kontrol guru. Penilaian ini juga dilaksanakan secara terpadu dengan KBM, dalam suasana formal dan informal (John B. Carrol 2009).
·         Otentik, yakni memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,).
·         Berkesinambungan, yakni adalah memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
·         Berdasarkan acuan kriteria / patokan prestasi kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan.


·         Menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Seperti mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan serta penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian diri. (Anonimous 2009).
3.      Manfaat dan Fungsi Penilaian Kelas
·         Memberikan umpan balik (feed back) bagi:
§  Peserta didik, sebagai refleksi bagi kelebihan dan kekurangannya kegiatan belajar mengajar dikelas.
§  Guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, dan berbagai sumberbelajar, serta kemampuan guru dalam mengajar. Sehingga dapat berfungsi sebagai masukan, saran, serta refleksi guna merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya.
§  Instansi terkait atau dinas daerah sebagai pemberi kebijakan dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas, serta kegiatan menyangkut kemajuan dibidang pendidikan.
·         Alat monitoring dan diagnosa berbagai kesulitan belajar peserta didik (problem) sehingga dapat dilakukan pemantapan ataupun kegiatan remedial. Remedial dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan belajar. Pemantapan dilakukan bila tuntas lebih cepat. Perbaikan program & kegiatan bila tidak efektif.
·         Memberikan berbagai informasi mengenai status keevektivitasan kegiatan pendidikan kepada komite sekolah.
4.      Rambu-Rambu Penilaian Kelas
a.       Kriteria Penilaian Kelas
·         Validitas
·         Reliabilitas
·         Terfokus pada kompetensi
·         Keseluruhan/Komprehensif
·         Objektivitas
·         Mendidik



b.      Prinsip Penilaian Kelas
·         Penilaian dan KBM terpadu.
·         Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik.
·         Memanfaatkan berbagai jenis informasi.
·         Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa.
·         Menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi.
·         Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi.
·         Guru harus berupaya seoptimal mungkin.
·         Memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja siswa.
·         Keputusan tentang kemampuan siswa mempertimbangkan hasil kerja (karya) yang dikumpulkan.
·         Mengacu pada kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
·         Bersifat adil.
·         Dapat memberi informasi yg lengkap.
·         Bermanfaat bagi siswa.
·         Dilakukan dalam suasana yg menyenangkan.
·         Diadministrasikan secara tepat dan efisien (Anonimous. 2004)
c.       Ruang Lingkup Penilaian Kelas
Ruang lingkup penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanan penilaian. Dimana dalam konsep penilaian akan di jelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan rambu-rambu penilaian (Anonymous 2007).
d.      Penilaian Hasil Belajar Masing-Masing Kelompok Mata Pelajaran
i.                    Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
·         Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.
·         Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
ii.                  Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
iii.                Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
iv.                Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan kesehatan dilakukan melalui:
·         Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik.
·         Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
d.                  Sasaran Pengguna Model Penilain Kelas
Model Penilain kelas ini diperuntukkan bagi pihak-pihak berikut:
i.                    Para guru di sekolah untuk menyusun program penilaian di kelas masing-masing.
ii.                  Pengawas dan kepala sekolah untuk merancang program supervisi pendidikan di sekolah.
iii.                Para penentu kebijakan di daerah untuk membuat kebijakan dalam penilaian kelas yang seharusnya dilakukan di sekolah.
5.      Tekhnik Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu  sikap, pengetahuan, dan  keterampilan
a.       Penilaian untuk Kinerja
i.                    Pengertian
                  Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll.

                                    Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
v  langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
v  Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
v  Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
v  Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
v  kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
ii.                  Tekhnik Penilaian Unjuk Kerja
                  Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, dapat dilakukan melalui pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita dan melakukan wawancara, agar gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen sebagai berikut:
·         Daftar Cek (Check-list)
                  Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek:




                                    Format penilaian
                                    Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No.
Aspek Yang Dinilai
Baik
Tidak baik
1.



2.



3.



4.



Skor yang dicapai


Skor maksimum


                           Keterangan :
                           Baik mendapat skor 1
                           Tidak baik mendapat skor 0
·         Skala Penilaian (Rating Scale)
                  Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Contoh skala penilaian:







                                    Format penilaian
                                    Nama Siswa: ________ Kelas: _____
No
Aspek Yang Dinilai
Nilai
1
2
3
4
1





2





3





4





Jumlah




                             Keterangan penilaian:
                             1 = tidak kompeten
                             2 = cukup kompeten
                             3 = kompeten
                             4 = sangat kompeten
                        Contoh
                        Mata pelajaran   : Matematika/SMP
                        Kelas/Semester  : VII/I







standar kompetensi
kompetensi dasar
indikator pembelajaran
kriteria ketuntasan
aspek
tehnik penilaian
tes
performanc
sikap
produk
proyek
portofolio
penilaian diri
menggunakan bentuk aljabarar, persamaan& pertidaksamaan linear satu variabel dan perbandingan dalam pemecahan masalah
menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah.
menjelaskan pengetian skalah sebagai suatu perbandingan.
75%
pemahaman konsep
-
-
-
-
-
-
menggunakan skalah dalam memecahkan masalah
65%
penalaran dan komnikasi
-
-
-
-
-
-
                     Mata Pelajaran       : Matematika
Indikator Pembelajaran : Menggunakan Skala Dalam Memecahkan Masalah.
                     Aspek                     : Penalaran Dan Komunikasi
                                        Tujuan      : Peserta didik dapat menghitung tinggi dan jarak dengan gambar  skala dan sudut elevasi atau sudut depresi.
                     Nama peserta didik        : ..............................
                     Kelas/semester       : VII/I
                     Contoh soal:
                 Seorang peserta didik dengan tinggi 140 cm berdiri pada jarak 10 m dari tiang bendera ia memandang kearah puncak tiang bendera dengan sudut elevasi 40 derajat. Berapakah tinggi sebenarnya tiang bendera itu ?


                                      Alternatif cara penyelesaian
Langkah-langkah untuk menghitung tiang bendera adalah:
1.      Menentukan skala yang akan dipergunakan (misal skala 1:250)
2.      Membuat sketsa gambar dengan menggunakan skala 1:250
                                            P


                           400
                  A        4 cm       B
3.      Gambar garis AB = 4 cm (jarak 10 m dibagi skala)
4.      Dengan menggunakan busur derajat, buatlah sudut 400 pada titik A
5.      Dari titik B buat garis keatas hingga memotong garis pada langkah 4 dititik P (PB tegak lurus AB)
6.      Ukurlah jarak titik P ke titik B
7.               Hasil pada langkah (6) kalikan dengan skala
8.      Tinggi tiang bendera sebenarnya adalah hasil yang diperoleh pada langkah (7) ditambah dengan tinggi peserta didik
Prosedur penilaian
Menggunakan : kartu evaluasi, kartu standar, dan rubrik penskoran.
Kartu evaluasi
skor
Kriteria
8
Langkah-langkah menggambar dan hasil yang diperoleh benar
7
Langkah-langkah menggambar benar, hasil yangdiperoleh salah
6
Langkah-langkah menggambar benar, jarak PB salah
5
Menggambar garis PB tidak tegak lurus AB
4
Besar sudut pada titik A tidak 400
3
Panjang garis AB tidak 4 cm
2
Membuat sketsanya salah
1
Tidak bias menentukan skala
Kartu standar
Skor
Artinya
8
Peserta didik dapat mengerjakan dengan benar dan sempurna
7
Pekerjaan peserta didik mendekati benar dan sempurna
6
Pekerjan pesertadidik baik
peserta didik harus belajar lebih giat agar siap pada tugas berikutnya
Rubrik penskoran
Level
Deskripsi
3 (Superior)
v Menggunakan  alat secara trampil, tepat dan benar
v Proses pengerjaan  secara berurutan
v Besar sudut pada titik A tepat 400
v Hasil yang diperoleh benar, rapih dan bersih
2 (Memuasakn)
v Menggunakan alat secara trampil, tepat dan benar
v Proses pengerjaan secara berurutan
v Besar sudut pada titik A tepat 400
v Hasil yang diperoleh benar, tetapi tidak rapih dan kotor
1(Cukup Memuaskan)
v Menggunakan alat cukup trampil, tepat dan benar
v Proses pengerjaan secara berurutan
v Besar sudut pada titik A tepat 400
v Hasil yang diperoleh cukup baik, rapih dan bersih
0 (Tidak Memuaskan)
v Menggunakan alat belum  trampil, belum  tepat dan salah
v Proses pengerjaan tidak berurutan
v Besar sudut pada titik A tidak tepat 400
v Hasil yang diperoleh belum baik, tidak rapih dan kotor
b.      Penilaian Sikap
i.            Observasi
Penilaian sikap dengan teknik observasi adalah salah satu metode penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013. Seperti yang telah dibahas pada penilaian autentik, penilaian sikap tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dengan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini tentu saja mengakibatkan sikap yang akan dinilai disesuaikan mengikuti tujuan pembelajaran, yang dalam hal ini tentu terintegrasi dengan pengetahuan dan keterampilan.
Teknik penilaian sikap dengan observasi dilakukan dengan mengamati perilaku siswa dari awal hingga akhir pembelajaran.
Instrumen observasi menggunakan pedoman:
·         daftar cek (checklist).
·         skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
1)      Daftar cek (checklist)
Daftar cek (checklist) digunakan untuk mengamati muncul atau tidaknya perilaku siswa. Daftar cek berisi  tabel yang berupa Muncul atau Tidak Muncul.
Observasi Sikap Spiritual
Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................

No
Aspek Pengamatan
Dilakukan/muncul
Ya
Tidak
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan


3
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi


4
Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan


5
Merasakan keberadaan dan keb
saran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan



Observasi Sikap Jujur
Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................

No
Aspek Pengamatan
Dilakukan/muncul
Ya
Tidak
1
Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas atau ujian

2
Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas


3
Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu dengan apa adanya


4
Melaporkan data atau informasi dengan apa adanya


5
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki


Observasi dengan daftar cek (checklist) ini memiliki kelemahan berupa sedikitnya variasi jika dikonversikan ke dalam bentuk angka-angka. Observasi dengan tipe ini jarang digunakan.
2)      Skala Penilaian (Rating)
Skala Penilaian (rating scale) menggunakan rentang skala hasil pengamatan yang berupa selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah, sangat baik, baik, cukup, kurang.
Rentang pengamatan di atas tentu akan rancu kalau tidak disertai penjelasan. Sehingga Sikap dengan skala “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, ataupun “tidak pernah” tentunya perlu indikator yang menjelaskannya. Indikator itu pada penilaian kurikulum 2013 diberi nama rubrik. Rubrik merupakan petunjuk bagi penilaian skala ataupun daftar cek.
Data dari skala penilaian tadi diolah menjadi angka-angka dengan menggunakan petunjuk penskoran. Kurikulum 2013 menggunakan sistem penskoran dengan rentang 1 – 4, bukan seperti selama ini yang menggunakan rentang 1 – 10. Contoh observasi dengan skala penilaian adalah sebagai berikut :
Petujuk:
Lembaran ini diisi oleh guru. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan sikap spiritual siswa, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = SELALU, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = SERING, apabila sering melalkukan sesuai pernyataan, dan kadang-kadang tidak melakukannya
2 = KADANG-KADANG, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = TIDAK PERNAH, apabila tidak pernah melakukan

Observasi Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................

No
Aspek Pengamatan
Skor
1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu




2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan




3
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi




4
Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan




5
Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan





Petujuk:
Lembaran ini diisi oleh guru. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan sikap sosial siswa, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = SELALU, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = SERING, apabila sering melalkukan sesuai pernyataan, dan kadang-kadang tidak melakukannya
2 =  KADANG-KADANG, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = TIDAK PERNAH, apabila tidak pernah melakukan

Observasi Sikap Jujur
Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................


No
Aspek Pengamatan
Skor
1
2
3
4
1
Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas atau ujian




2
Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas




3
Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu dengan apa adanya




4
Melaporkan data atau informasi dengan apa adanya




5
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki





Format di atas adalah untuk per individu siswa. Dibawah ini adalah contoh format penilaian secara klasikal, yaitu :
Observasi Sikap Spiritual

Kelas: ................
Tanggal Pengamatan : ................
Subtema : ................

No
Nama Siswa
Skor dari aspek pengamatan poin ke-
Jumlah skor
1
2
3
4
5
1
Ana






2
Budi






3
Cindy






4
Dedy






5
Erwin








*Keterangan:
Poin-poin aspek yang diamati adalah
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3.Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5. Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan

Skor menggunakan rentang 1 – 4.

ii.                  Penilaian Diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya pada mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai vahan pertimbangan untuk memberikan nilai.
Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya :
a.       Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompotensi tertentu dari suatu mata peajaran.
b.      Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.
c.       Penilaian Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emocional. Misalnya, peserta didik diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.

Ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a)      Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b)      Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
c)      Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d)     Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
e)      Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
f)       Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik agar supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
g)      Lakukan tindakan lanjutan, antara lain guru memberikan balikan tertulis, guru dan peserta didik membahas bersama proses dan hasil penilaian.
Contoh penilaian diri:
Mata pelajaran                         : Matematika
Aspek                                     : Penalaran
Alokasi waktu                         : 1 Semester
Nama peserta didik                 :
Kelas                                       : X/1
No
S. Kompetensi / K. Dasar
Tanggapan
Keterangan
1
0
1.
Aljabar
a.       Menggunakan aturan pangkat
b.      Menggunakan aturan akar
c.       Menggunakan aturan logaritma
d.      Memanipulasi aljabar


1=Paham
0=Tidak Paham
2.
Dst






iii.                Penilaian antar Peserta Didik
Penilaian antar peserta didik adalah penilaian yang dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai. Yang menjadi sasaran penilaian berkaitan dengan pencapaian kompetensi.
 Instrumen yang digunakan adalah daftar cek atau checklist dan skala penialain (rating scale) yang menggunakan teknik sosiometris berbasis kelas. Dalam menilai, guru boleh menggunakan salah satunya ataupun keduanya. Contoh :
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-   kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik yang dinilai  : ………………….
Kelas                                         : ………………….
Tanggal Pengamatan                  : …………………..
Materi Pokok                              : …………………..
NO.
ASPEK PENGAMATAN
SKOR
1
2
3
4
1
Masuk kelas tepat waktu




2
Mengumpulkan tugas tepat waktu




3
Memakai seragam sesuai tata tertib




4
Mengerjakan tugas yang diberikan




5
Tertib dalam mengikuti pembelajaran




5
Membawa buku teks sesuai mata pelajaran




Jumlah Skor





Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnAAJXe875Oe73rMfljhluRrHauys1Ek_77c3vsnkxd7RcpRSqS9hzBkN_SHJydYfVyhXK9dlVO5H6rffkK49VJghPzvA-vnlkOQe975htwzApoOU99vPHBvpo_EC5ZjaiTAaggeQQx7Au/s1600/Skor+1.png
                           
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW63iveNpi5hiwRxm1KJoczu_YL0rRlNJMcd0WjmN57bbUJLtiU9O2lfv2ofpvMQtiaZYjOJHl3R05BgiJAR5lbmP9ertZcJWZtCUPr7BDy1nguPdXmzPOHR0_OojmFEzv8flm4i4pyWmb/s1600/Skor+2.png                           
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik    : apabila memperoleh skor  : 3.33  < skor < 4.00
Baik               : apabila memperoleh skor  : 2.33  < skor < 3.33
Cukup            : apabila memperoleh skor  : 1.33  < skor < 2.33
Kurang           : apabila memperoleh skor :  skor < 1.33




Siswa biasanya kesulitan dalam mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya. Mereka memiliki kecenderungan bersikap subjektif. Untuk membantu siswa menemukan kelebihan dan kekurangannya inilah dilakukan penilaian antar peserta didik.
Penilaian antar peserta didik ini ternyata memiliki kelemahan. Masih banyak unsur subjektif dalam hasil penilian sikap temannya.
iv.                Jurnal
Jurnal catatan guru adalah teknik penilaian yang diusung Kurikulum 2013 utuk menilai sikap siswa seobjektif  mungkin. Jurnal berbentuk catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Kelebihan jurnal catatan guru adalah kesegeraan dalam merekam peristiwa di sekitar siswa. Kelemahannya adalah reliabilitas yang rendah, memerlukan waktu yang banyak, perlunya kesabaran dalam merekam peristiwa.
Sebelum membuat jurnal, guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku siswa terlebih dahulu. Guru harus menentukan aspek-aspek pengamatan yang akan diamati terlebih dahulu. Aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan  peserta didik di awal semester.
Supaya dapat diukur, hasil jurnal catatan guru harus diolah ke dalam bentuk skor-skor. Penskoran jurnal mengikuti pedoman-pedoman berikut: Penskoran menggunakan skala likert, menggunakan rentang skor 1 – 4
·         Guru menentukan aspek yang akan diamati
·         Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang akan diamati
·         Aspek yang muncul pada jurnal diberi skor 1 dan yang tidak muncul diberi skor 0
·         Jumlahkan skor pada masing-masing aspek
·         Jumlah skor yang diperoleh dibuat rerata
·         Setelah didapatkan rerata, diolah menjadi deskripsi sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K).



Model jurnal catatan guru ada 2 (dua) yaitu sebagai berikut:
1)      Jurnal Model Pertama
Jurnal catatan guru model pertama ini disusun dengan menuliskan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh peserta didik yang merupakan kekuatan ataupun kelemahannya dalam keterkaitannya dengan kompetensi inti. Jurnal dibuat dalam  kartu yang berbeda setiap siswanya. Satu siswa ditulis dalam satu kartu. Kartu-kartu itu dikumpulkan dalam satu folder jurnal.
Format jurnal catatan guru model pertama ini adalah sebagai berikut:
                              JURNAL

Nama Peserta Didik : ..................
Nomor Absen Peserta Didik : ..................
Tanggal : ..................
Aspek yang diamati : ..................
Kejadian : ..................

Guru :
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................


2)      Jurnal Model Kedua
Jurnal model kedua disusun dengan menuliskan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh peserta didik yang merupakan kekuatan ataupun kelemahannya dalam keterkaitannya dengan kompetensi inti. Setiap siswa juga mendapat masing-masing bagian jurnal untuknya. Yang membedekannya dari jurnal model pertama hanyalah formatnya.

JURNAL

Nama Peserta Didik : ..................
Aspek yang diamati : ..................

No
Hari/tanggal
Kejadian
Keterangan/tindak lanjut








.

c.       Penilaian Pengetahuan
i.                    Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1)      Soal dengan memilih jawaban
·         Pilihan Ganda : Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban adalah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai bahan/materi pelajaran dengan baik.

·         Benar - Salah : Bentuk soal Benar-Salah menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah benar dan salah. Peserta tes diminta memilih jawaban benar atau salah, untuk suatu pernyataan yang disajikan. Apabila butir soal berisi pernyataan tentang sikap, pendapat, atau kepercayaan/ keyakinan. Jawaban yang diminta adalah ya dan tidak.
·         Menjodohkan : Soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri merupakan pernyataan soal atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan merupakan pilihan jawaban atau pernyataan respon. Peserta tes diminta untuk menjodohkan, atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan.
2)      Soal dengan Mensuplai Jawaban
·         Isian : Soal isian adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata, frase, angka, rumus, atau simbol. Ada 3 macam soal isian yaitu (1) melengkapi, (2) jawaban singkat, dan (3) asosiasi.
·         Uraian : Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan gagasan atau hal hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut secara tertulis dengan kata-katanya sendiri.
Berdasarkan penskorannya soal uraian diklasifikasikan atas uraian objektif dan uraiannon-objektif.
a)      Soal uraian objektif adalah soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang pasti sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif.
Contoh soal uraian objektif:
Jelaskan perbedaan dan persamaan  hewan kerbau dan  sapi, dua saja!



Kunci jawaban:
Persamaan : Kaki 4; hewan mamalia,  bertelinga ; bertanduk ; berekor; berbulu dan lain lain.
Perbedaan  : bulu jarang (kerbau) bulu lebat (sapi);  bentuk tanduk dan lain-lain.
Penyekoran :
skor 1        :  siswa dapat menyebutkan 2 jawaban benar.
skor 0     : siswa hanya menyebutkan 1 jawaban benar atau menjawab salah.      
b)      Soal uraian non-objektif adalah soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban menurut pendapat masing masing siswa sehingga penskorannya sukar untuk dilakukan secara objektif (penskorannya dapat mengandung unsur subjektifitas).
Contoh soal Uraian non Objektif
Coba tuliskan cerita apa yang kamu yang kamu alami sejak berangkat dari rumah sampai tiba di sekolah!
Kriteria jawaban: (misalnya)
-kalimat menggunakan unsur kebahasaan yang tepat       skor 1
-gagasan runtut                                                                  skor 1
-pemilihan kata  yang tepat                                                skor 1
-cerita lengkap                                                                   skor 1
Jadi skor maksimal 4 ( tergantung banyak unsur yang dinilai, semakin lengkap unsur yang dinilai terdapat dalam tulisan, semakin besar skor maksimal).
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka.


Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
·         materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;
·         konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
·         bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
ii.        Penilaian Tes Lisan
Ujian lisan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam bentuk kemampuan dalam mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Bagi bidang studi yang menuntut keterampilan-keterampilan untuk berbicara atau berhubungan dengan orang lain, maka ujian lisan ini dirasa mempunyai kedudukan yang cukup penting.Namun, karena alasan teknis (kepraktisan), ujian lisan ini pada umumnya jarang digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi dalam pembelajaran yang rutin.
Keunggulan tes lisan:
1)      Dapat digunakan untuk melakukan penilaian hasil belajar yang mendalam.
2)      Dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir bertaraf tinggi.

3)      Dapat digunakan untuk menguji pemahaman seseorang terkait dengan hasil karyanya.
4)      Tidak memungkinkan penyontekkan dan bahannya cukup luas.
Kelemahan tes lisan:
1)      Jika pertanyaannya tidak dipersiapkan dengan baik, maka penguji hanya akan bertanya hal-hal yang diingatnya saja.
2)      Sangat mungkin terjadinya ketidak-adilan antara peserta tes, baik yang berkaitan dengan: lama waktu ujian, tingkat kesukaran soal maupun tolok ukur dalam memberikan penilaian.
3)      Penilaiannya bersifat sangat subyektif.
4)      Banyak memakan waktu dalam pelaksanaannya; dan
5)      Memungkinkan peserta tes untuk bersikap ABS, atau mengiyakan semua komentar penguji dengan maksud supaya diluluskan.
d.      Penilaian Keterampilan
i.                    Perfomance atau Kinerja
Kata kinerja berkaitan erat dengan kata kerja. Kinerja bisa diartikan sebagai keefektifan dalam bekerja. Jika merujuk pada keefektifan, artinya kinerja merupakan cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari pekerjaannya. Cara-cara yang ditempuh siswa dalam mengerjakan sesuatu inilah yang harus dinilai. Pada bahasan selanjutnya cara-cara ini disebut sebagai aspek.
Penilaian kinerja, instrumennya dapat ditempuh dalam lima teknik. Teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Ceklis (checklist) atau daftar cek. Ceklis digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya keterampilan tertentu dari kinerja yang dinilai. Ceklis berisi tabel muncul - tidak muncul yang harus diberi centang oleh guru sebagai pengamat.

2)      Catatan anekdot / rekaman narasi (anecdotal/narative records). Catatan anekdot berisikan narasi dari keterampilan siswa selama bekerja. Dari catatan tersebut guru akan mengetahui seberapa terampil siswanya melakukan tindakan.
3)      Skala penilaian (rating scale). Skala penilaian merupakan penilain kinerja yang berusaha merekam keterampilan siswa dalam bekerja ke bentuk angka-angka (numerik). Misalnya: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
4)      Memori atau ingatan (memory approach). Memori atau ingatan dilakukan dengan cara mengingat-ingat kinerja siswa selama bekerja. Guru tidak merekamnya dalam bentuk tulisan. Meskipun teknik ini sangat tidak akurat, namun tetap saja mampu memberikan informasi mengenai keterampilan siswa.
5)      Rubrik. Rubrik merupakan alat pengukuran kinerja yang mempunyai skala atau point. Skala atau poin tersebut memiliki indikator yang tetap dan jelas sebagai kriteria penilaian. Rubrik biasanya menggunakan skor 1 – 4.
ii.                  Penilaian Proyek
          Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
          Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
            Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
v  Kemampuan pengelolaan
            Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.


v  Relevansi
            Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
v  Keaslian
            Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
            Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
                        Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
·         penelitian sederhana tentang air yang dirumah
·         penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako
iii.                Penilaian Produk
            Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
            Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
v  Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
v  Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
v  Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
                        Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
v  Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
v  Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
iv.                Penilaian Portofolio
                  Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
                  Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
§  Karya peserta didik adalah benar-benar karya mereka sendiri.
§  Saling percaya antara guru dan peserta didik
§  Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
§  Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
§  Kepuasan
§  Kesesuaian
§  Penilaian proses dan hasil
§  Penilaian dan pembelajaran
                             Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Ø  Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian,tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri.
Ø  Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
Ø  Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
Ø  Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
Ø  Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya.
Ø  Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
Ø  Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
Ø  Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen. Agar portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka idealnya perlu diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.
§  Halaman Judul
Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa, kelas, dan sekolah.
§  Daftar isi dokumen
Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada dalam map portofolio.
§  Dokumen Portofolio
Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya siswa, lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.
§  Pengelompokan  Dokumen
Dokumen-dokumen dalam portofolio perlu dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata pelajaran, sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir, maka perlu diberi pembatas, misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen satu kelompok dengan kelompok yang lain. Tidak semua berkas karya siswa didokumentasikan tetapi hanya karya siswa yang terpilih saja. Penentuan karya siswa yang terpilih merupakan kesepakatan antara pendidik dan siswa.  


§  Catatan Pendidik dan Orangtua
Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun kumpulan dokumen yang dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika terdapat catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap dokumen terdapat informasi lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri, misalnya diperoleh dari buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik untuk mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga dalam portofolio siswa, dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran semata, tetapi juga bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari portofolio ini diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan kekurangan dari setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan kemampuan individu. Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada dokumen.
Perlu ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada. Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu, dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua bersama rapor.
Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa selama periode tersebut.
  1. Langkah Penilaian
Yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian adalah seagai berikut:
·         Indikator yang akan ditetapkan harus sesuai dengan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang ingin dicapai.
·         Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang akan dipetakan kemudian
·         Penetapan Teknik Penilaian. Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contohnya :
a)       Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu penampilan kengenai kecakapan kerja, maka teknik penilainya adalah unjuk kerja (performance.)
b)      Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep mendalam antar individu siswa, maka teknik penilaiannya adalah tetulis.
c)       Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan atau studi case, maka teknik penilaiannya adalah proyek. (Anonymous 2008).
7.      Contoh Pemanfaatan Penilaian Kelas
Penilaian kelas akan menghasilkan informasi mengenai pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan untuk tindak lanjut serta langkah berikutnya yang akan diambil antara lain:
·         Bagi peserta didik yang memerlukan remedial, remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa kesempatan untuk belajar sendiri, mengerjakan soal, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.
·         Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam efektif.

·         Bagi Guru dan Bagi Kepala Sekolah. Guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat dalam mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum, menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan cara mengubah strategi pembelajaran, ataupun memperbaiki program pembelajarannya. Sedangkan Hasil penilaian dapat digunakan Kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan siswa. (Anonymous 2008).
8.      Mengelola Hasil Penilaian Kelas
Contoh Pembobotan nilai Ulangan Harian sama besar dengan Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester.
Keterampilan Membaca:
Nilai rata-rata Ulangan Harian = 66
Nilai Ulangan Tengah Semester = 55
Nilai Ulangan Akhir Semester = 65
Jadi Nilai pada rapor = 66 + 55 + 65 : 3 = 62
·         Ketuntasan Belajar
Apabila per indikator jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50% maka pembelajaran siswa dapat dilanjut ke KD berikutnya.
Kriteria: 0% – 100%, Ideal: 75%. Jumlah indikator belum tuntas sama atau lebih dari 50%: mengulang KD yang sama.
Sekolah menetapkan sendiri dengan pertimbangan:
Kemampuan akademis siswa,Kompleksitas indikator, Daya dukung : guru, sarana
Tuntas: dapat dilihat dari perhitungan skor, apabila skor ≥ kriteria ketuntasan
Tuntas jika dilihat dari ketercapaian indikator yakni indikator → KD → SK→ Mapel
·         Contoh Penghitungan Ketuntasan Belajar
KD
indikator
Kriteria ketuntasan
Nilai siswa
ketuntasan
1
1
60%
60
TUNTAS

2
60%
59
TAK TUNTAS

3
55%
75
TUNTAS

·         Contoh Penghitungan Nilai KD
KD
indikator
Kriteria ketuntasan
Nilai siswa
ketuntasan
1
1
60%
61
TUNTAS

2
70%
80
TUNTAS

3
60%
90
TUNTAS
2
1
70%
70
TUNTAS

2
65%
68
TUNTAS

3
60%
72
TUNTAS
NILAI KD 1= 61+80+90 : 3
                     = 77 ATAU 7,7
NILAI KD 2:
MODE : 70
NILAI KD :70
9.      Pelaporan Penilaian Kelas
Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat dan merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah.
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Rapor merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orangtua peserta didik maupun dengan pihak lain yang ingin mengetahui tentang hasil belajar anak pada kurun waktu tertentu. Karena itu, rapor harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik.

Informasi tentang hasil belajar dalam rapor diperoleh dari Rekap nilai yang dirangkum guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penentuan Kenaikan Kelas Automatic promotion apabila semua indikator, kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK) suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta didik dianggap layak naik ke kelas berikutnya.
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila:
·         memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
·         Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran.
·         Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta SK, KD, dan indikatornya dan sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya.









Kesimpulan
1.      Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi.
2.      Adapun ciri Penilaian Kelas yakni sebagai berikut:
·         Belajar tuntas
·          Otentik
·         Berkesinambungan
·         Berdasarkan acuan kriteria
·         Menggunakan berbagai cara & alat penilaian.
3.      Manfaat dan fungsi penilaian kelas , yaitu :
·         Memberikan umpan balik (feed back) bagi peserta didik. Sebagai refleksi bagi kelebihan dan kekurangannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.
·         Alat monitoring dan diagnosa berbagai kesulitan belajar peserta didik (problem) sehingga dapat dilakukan pemantapan ataupun kegiatan remedial. Remedial dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan belajar. Pemantapan dilakukan bila tuntas lebih cepat. Perbaikan program & kegiatan bila tidak efektif.
·         Memberikan umpan balik (feed back) bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, dan berbagai sumberbelajar, serta kemampuan guru dalam mengajar. Sehingga dapat berfungsi sebagai masukan, saran, serta refleksi guna merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya.
·         Memberikan berbagai informasi mengenai status keevektivitasan kegiatan pendidikan kepada komite sekolah.
·         Memberikan umpan balik (feed back) kepada instansi terkait atau dinas daerah sebagai pemberi kebijakan dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas, serta kegiatan menyangkut kemajuan dibidang pendidikan.
4.      Kriteria Penilaian Kelas
·         Validitas
·         Reliabilitas
·         Terfokus pada kompetensi
·         Keseluruhan/Komprehensif
·         Objektivitas
·         Mendidik
5.      Prinsip Penilaian Kelas
·         Penilaian dan KBM terpadu.
·         Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik.
·         Memanfaatkan berbagai jenis informasi.
·         Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa.
·         Menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi
·         Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi.
·         Guru harus berupaya seoptimal mungkin.
·         Memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja siswa.
·         Keputusan tentang kemampuan siswa mempertimbangkan hasil kerja (karya) yang dikumpulkan.
·         Mengacu pada kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
·         Bersifat adil.
·         Dapat memberi informasi yg lengkap.
·         Bermanfaat bagi siswa.
·         Dilakukan dalam suasana yg menyenangkan.
·         Diadministrasikan secara tepat dan efisien (Anonimous. 2004)
6.      Sasaran Pengguna Model Penilain Kelas 1. Para guru2. Pengawas dan kepala sekolah 3. Para penentu kebijakan di daerah.
7.      Teknik penilaian
  • Penilaian Unjuk Kerja
  • Penilaian Sikap
  • Penilaian Pengetahuan
  • Penilaian Keterampilan
8.      Langkah-langkah pelaksanaan penilaian
·         Indikator yang akan ditetapkan harus sesuai dengan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang ingin dicapai.
·         Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang akan dipetakan.
·         Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator,
9.      Pengelolaan hasil penilaian
10.  Pemanfaatan Hasil Penilaian
·        Bagi peserta didik yang memerlukan remedial
·        Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan
·        Bagi Guru
·        Bagi Kepala Sekolah
11.  Pelaporan Hasil Penilaian Kelas
  • Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
  • Bentuk Laporan
  • Rekap Nilai
  • Rapor
  • Penentuan Kenaikan Kelas













Daftar Pustaka
(2012, 12). Dipetik 04 03, 2015, dari http://basicartikel.blogspot.com/2012/12/teknik-teknik-penilaian-kelas.html
(2012, 10). Dipetik 04 03, 2015, dari http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/contoh-penilaian-tertulis-dan-penilaian.html
(2014, 07). Dipetik 04 03, 2015, dari http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/07/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik.html
(2014, 07). Dipetik 04 03, 2015, dari http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/07/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik_31.html
(2014, 08). Dipetik 04 03, 2015, dari http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/08/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik.html
(2014, 08). Dipetik 04 03, 2015, dari http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/08/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik_1.html
(2014, 10). Dipetik 04 03, 2015, dari http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/10/instrumen-penilaian-kinerja-autentik.html
Cahyanto, I. (t.thn.). Dipetik 04 03, 2015, dari https://www.academia.edu/5129154/BENTUK_PENILAIAN_HASIL_BELAJAR
dadang. (2014, 06). Dipetik 04 03, 2015, dari http://dadangjsn.blogspot.com/2014/06/teknik-dan-instrumen-penilaian.html
Putra, R. (t.thn.). Dipetik 04 03, 2015, dari https://www.academia.edu/6403478/JENIS_DAN_TEKNIK_PENILAIAN_HASIL_BELAJAR
Salam, M. (t.thn.). Dipetik 04 03, 2015, dari https://www.academia.edu/6423640/teknik-teknik_penilaian
Zaif. (2009, 10 29). Dipetik 04 03, 2015, dari https://zaifbio.wordpress.com/2009/10/29/penilaian-kelas

0 komentar:

Posting Komentar