
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Matematika
Diasuh oleh : Dra. Agni Danaryanti, M.Pd/Asdini Sari,. M.Pd
Oleh :
Kelompok 8
Hujjah Hanifa NIM.
A1C114023
Rahmawati NIM.
A1C114046
Rasmita NIM.
A1C114049
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
MEI 2016
Penilaian
Kelas di SMP/SMA
1. Pengertian
Penilaian Kelas
Pengertian penilaian kelas menurut acuan yang ditetapkan dalam kurikulum
KTSP merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta
didik (siswa) yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilaksanakan melalui langkah
langkah perencanaan, penyusunan, pemilihan dan penggunaan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pengolahan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Rambu rambu penilaian kelas meliputi Prinsip prinsip
penilaian kelas, ruang lingkup serta sasaran pengguna model penilaian kelas.
2. Ciri-ciri
Penilaian Kelas
·
Belajar tuntas, yakni peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan
pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur
yang benar, dan hasil yang baik. Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang
diperlukan berdasarkan karakteristik peserta didik dan waktu yang tersedia di
bawah kontrol guru. Penilaian ini juga dilaksanakan
secara terpadu dengan KBM, dalam suasana formal dan informal (John B. Carrol
2009).
·
Otentik, yakni memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu,
mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah menggunakan berbagai cara
dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap,).
·
Berkesinambungan, yakni adalah memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester,
Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
·
Berdasarkan acuan kriteria / patokan prestasi kemampuan peserta didik
tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang
dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan.
·
Menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Seperti mengembangkan dan
menyediakan sistem pencatatan serta penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan,
Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian diri.
(Anonimous 2009).
3. Manfaat
dan Fungsi Penilaian Kelas
·
Memberikan
umpan balik (feed back) bagi:
§ Peserta didik, sebagai refleksi bagi kelebihan dan kekurangannya kegiatan
belajar mengajar dikelas.
§ Guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, dan berbagai sumberbelajar,
serta kemampuan guru dalam mengajar. Sehingga dapat berfungsi sebagai masukan,
saran, serta refleksi guna merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya.
§ Instansi terkait atau dinas daerah sebagai pemberi kebijakan dalam
mempertimbangkan konsep penilaian kelas, serta kegiatan menyangkut kemajuan
dibidang pendidikan.
·
Alat
monitoring dan diagnosa berbagai kesulitan belajar peserta didik (problem)
sehingga dapat dilakukan pemantapan ataupun kegiatan remedial. Remedial
dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan belajar.
Pemantapan dilakukan bila tuntas lebih cepat. Perbaikan program & kegiatan
bila tidak efektif.
·
Memberikan
berbagai informasi mengenai status keevektivitasan kegiatan pendidikan kepada
komite sekolah.
4. Rambu-Rambu
Penilaian Kelas
a. Kriteria
Penilaian Kelas
·
Validitas
·
Reliabilitas
·
Terfokus
pada kompetensi
·
Keseluruhan/Komprehensif
·
Objektivitas
·
Mendidik
b. Prinsip
Penilaian Kelas
·
Penilaian
dan KBM terpadu.
·
Strategi yang
digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik.
·
Memanfaatkan
berbagai jenis informasi.
·
Mempertimbangkan
kebutuhan khusus siswa.
·
Menggunakan
sistem pencatatan yang bervariasi.
·
Keputusan
tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi.
·
Guru
harus berupaya seoptimal mungkin.
·
Memanfaatkan
berbagai bukti hasil kerja siswa.
·
Keputusan
tentang kemampuan siswa mempertimbangkan hasil kerja (karya) yang dikumpulkan.
·
Mengacu pada
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
·
Bersifat adil.
·
Dapat memberi
informasi yg lengkap.
·
Bermanfaat bagi
siswa.
·
Dilakukan dalam
suasana yg menyenangkan.
·
Diadministrasikan
secara tepat dan efisien (Anonimous. 2004)
c. Ruang
Lingkup Penilaian Kelas
Ruang lingkup penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas,
teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanan penilaian. Dimana dalam konsep
penilaian akan di jelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat
penilaian, fungsi penilaian dan rambu-rambu penilaian (Anonymous 2007).
d. Penilaian
Hasil Belajar Masing-Masing Kelompok Mata Pelajaran
i.
Penilaian
hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
·
Pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan
kepribadian peserta didik.
·
Ujian,
ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
ii.
Penilaian
hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur
melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan
karakteristik materi yang dinilai.
iii.
Penilaian
hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan
ekspresi psikomotorik peserta didik.
iv.
Penilaian
hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan kesehatan dilakukan
melalui:
·
Pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik
dan afeksi peserta didik.
·
Ulangan,
dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
d.
Sasaran Pengguna Model Penilain Kelas
Model Penilain kelas ini diperuntukkan
bagi pihak-pihak berikut:
i.
Para guru di sekolah
untuk menyusun program penilaian di kelas masing-masing.
ii.
Pengawas dan kepala
sekolah untuk merancang program supervisi pendidikan di sekolah.
iii.
Para penentu kebijakan
di daerah untuk membuat kebijakan dalam penilaian kelas yang seharusnya
dilakukan di sekolah.
5. Tekhnik
Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dalam berbagai teknik untuk
semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
a. Penilaian
untuk Kinerja
i.
Pengertian
Penilaian
unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga,
bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll.
Penilaian
unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
v langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompetensi.
v Kelengkapan dan
ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
v Kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
v Upayakan
kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
v kemampuan yang
akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
ii.
Tekhnik Penilaian Unjuk
Kerja
Pengamatan
unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat
pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik,
dapat dilakukan melalui pengamatan atau observasi berbicara yang beragam,
seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita dan melakukan
wawancara, agar gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk
mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen
sebagai berikut:
·
Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk
kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria
penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah
penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat
diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun
daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut
contoh daftar cek:
Format
penilaian
Nama
peserta didik: ________ Kelas: _____
No.
|
Aspek
Yang Dinilai
|
Baik
|
Tidak
baik
|
1.
|
|||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
Skor yang dicapai
|
|||
Skor maksimum
|
Keterangan
:
Baik
mendapat skor 1
Tidak
baik mendapat skor 0
·
Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian
unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara
kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak
kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk
memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari
satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Contoh skala penilaian:
Format
penilaian
Nama Siswa:
________ Kelas: _____
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Keterangan
penilaian:
1
= tidak kompeten
2
= cukup kompeten
3
= kompeten
4
= sangat kompeten
Contoh
Mata pelajaran : Matematika/SMP
Kelas/Semester : VII/I
standar
kompetensi
|
kompetensi
dasar
|
indikator
pembelajaran
|
kriteria
ketuntasan
|
aspek
|
tehnik
penilaian
|
||||||
tes
|
performanc
|
sikap
|
produk
|
proyek
|
portofolio
|
penilaian diri
|
|||||
menggunakan bentuk aljabarar,
persamaan& pertidaksamaan linear satu variabel dan perbandingan dalam
pemecahan masalah
|
menggunakan
perbandingan untuk pemecahan masalah.
|
menjelaskan
pengetian skalah sebagai suatu perbandingan.
|
75%
|
pemahaman
konsep
|
![]() ![]() |
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
menggunakan
skalah dalam memecahkan masalah
|
65%
|
penalaran dan
komnikasi
|
-
|
![]() |
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Mata Pelajaran : Matematika
Indikator Pembelajaran : Menggunakan Skala Dalam
Memecahkan Masalah.
Aspek : Penalaran Dan Komunikasi
Tujuan : Peserta didik dapat menghitung tinggi dan
jarak dengan gambar skala dan sudut
elevasi atau sudut depresi.
Nama peserta didik : ..............................
Kelas/semester : VII/I
Contoh
soal:
Seorang
peserta didik
dengan tinggi 140 cm berdiri pada jarak 10 m dari tiang bendera ia memandang
kearah puncak tiang bendera dengan sudut elevasi 40 derajat. Berapakah
tinggi sebenarnya tiang bendera itu ?
Alternatif
cara penyelesaian
Langkah-langkah
untuk menghitung tiang bendera adalah:
1.
Menentukan skala yang akan dipergunakan
(misal skala 1:250)
2.
Membuat sketsa gambar dengan
menggunakan skala 1:250

400
A 4 cm B
3.
Gambar garis AB = 4 cm (jarak 10 m
dibagi skala)
4.
Dengan menggunakan busur derajat,
buatlah sudut 400 pada titik A
5.
Dari titik B buat garis keatas hingga
memotong garis pada langkah 4 dititik P (PB tegak lurus AB)
6.
Ukurlah jarak titik P ke titik B
7.
Hasil pada langkah (6) kalikan dengan
skala
8.
Tinggi tiang bendera sebenarnya adalah
hasil yang diperoleh pada langkah (7) ditambah dengan tinggi peserta didik
Prosedur penilaian
Menggunakan : kartu evaluasi, kartu
standar, dan rubrik penskoran.
Kartu evaluasi
skor
|
Kriteria
|
8
|
Langkah-langkah
menggambar dan hasil yang diperoleh benar
|
7
|
Langkah-langkah
menggambar benar, hasil yangdiperoleh salah
|
6
|
Langkah-langkah
menggambar benar, jarak PB salah
|
5
|
Menggambar
garis PB tidak tegak lurus AB
|
4
|
Besar
sudut pada titik A tidak 400
|
3
|
Panjang
garis AB tidak 4 cm
|
2
|
Membuat
sketsanya salah
|
1
|
Tidak
bias menentukan skala
|
Kartu standar
Skor
|
Artinya
|
8
|
Peserta
didik dapat mengerjakan dengan benar dan sempurna
|
7
|
Pekerjaan
peserta didik mendekati benar dan sempurna
|
6
|
Pekerjan
pesertadidik baik
|

Rubrik penskoran
Level
|
Deskripsi
|
3
(Superior)
|
v Menggunakan alat secara trampil, tepat dan benar
v Proses
pengerjaan secara berurutan
v Besar
sudut pada titik A tepat 400
v Hasil
yang diperoleh benar, rapih dan bersih
|
2
(Memuasakn)
|
v Menggunakan
alat secara trampil, tepat dan benar
v Proses
pengerjaan secara berurutan
v Besar
sudut pada titik A tepat 400
v Hasil
yang diperoleh benar, tetapi tidak rapih dan kotor
|
1(Cukup
Memuaskan)
|
v Menggunakan
alat cukup trampil, tepat dan benar
v Proses
pengerjaan secara berurutan
v Besar
sudut pada titik A tepat 400
v Hasil
yang diperoleh cukup baik, rapih dan bersih
|
0
(Tidak Memuaskan)
|
v Menggunakan
alat belum trampil, belum tepat dan salah
v Proses
pengerjaan tidak berurutan
v Besar
sudut pada titik A tidak tepat 400
v Hasil
yang diperoleh belum baik, tidak rapih dan kotor
|
b. Penilaian Sikap
i.
Observasi
Penilaian sikap dengan teknik observasi adalah salah
satu metode penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013. Seperti yang telah
dibahas pada penilaian autentik, penilaian sikap tidak berdiri sendiri, namun
terintegrasi dengan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini tentu saja
mengakibatkan sikap yang akan dinilai disesuaikan mengikuti tujuan
pembelajaran, yang dalam hal ini tentu terintegrasi dengan pengetahuan dan
keterampilan.
Teknik
penilaian sikap dengan observasi dilakukan dengan mengamati perilaku siswa dari
awal hingga akhir pembelajaran.
Instrumen observasi menggunakan pedoman:
·
daftar cek (checklist).
·
skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik.
1)
Daftar cek (checklist)
Daftar cek
(checklist) digunakan untuk mengamati muncul atau tidaknya perilaku siswa.
Daftar cek berisi tabel yang berupa
Muncul atau Tidak Muncul.
Observasi Sikap Spiritual
Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................
|
Observasi Sikap Jujur
Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................
|
Observasi
dengan daftar cek (checklist) ini memiliki kelemahan berupa sedikitnya variasi
jika dikonversikan ke dalam bentuk angka-angka. Observasi dengan tipe ini
jarang digunakan.
2) Skala
Penilaian (Rating)
Skala Penilaian (rating scale) menggunakan rentang
skala hasil pengamatan yang berupa selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah,
sangat baik, baik, cukup, kurang.
Rentang pengamatan di atas tentu akan rancu kalau
tidak disertai penjelasan. Sehingga Sikap dengan skala “selalu”, “sering”,
“kadang-kadang”, ataupun “tidak pernah” tentunya perlu indikator yang
menjelaskannya. Indikator itu pada penilaian kurikulum 2013 diberi nama rubrik.
Rubrik merupakan petunjuk bagi penilaian skala ataupun daftar cek.
Data dari skala penilaian tadi diolah menjadi
angka-angka dengan menggunakan petunjuk penskoran. Kurikulum 2013 menggunakan
sistem penskoran dengan rentang 1 – 4, bukan seperti selama ini yang
menggunakan rentang 1 – 10. Contoh observasi dengan skala penilaian adalah
sebagai berikut :
Petujuk:
Lembaran ini diisi oleh guru. Berilah tanda cek (√)
pada kolom skor sesuai dengan sikap spiritual siswa, dengan kriteria sebagai
berikut:
4 = SELALU, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan
3 = SERING, apabila sering melalkukan sesuai
pernyataan, dan kadang-kadang tidak melakukannya
2 = KADANG-KADANG, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan
1 = TIDAK PERNAH, apabila tidak pernah melakukan
Observasi Sikap Spiritual
Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................
|
Petujuk:
Lembaran ini diisi oleh guru. Berilah tanda cek (√)
pada kolom skor sesuai dengan sikap sosial siswa, dengan kriteria sebagai
berikut:
4 = SELALU, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan
3 = SERING, apabila sering melalkukan sesuai
pernyataan, dan kadang-kadang tidak melakukannya
2 =
KADANG-KADANG, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = TIDAK PERNAH, apabila tidak pernah melakukan
Observasi Sikap Jujur
Nama Peserta Didik : ................
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan: ................
Subtema: ................
|
Format di atas adalah untuk per individu siswa.
Dibawah ini adalah contoh format penilaian secara klasikal, yaitu :
Observasi Sikap Spiritual
Kelas: ................
Tanggal Pengamatan : ................
Subtema : ................
*Keterangan:
Poin-poin aspek yang diamati adalah
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3.Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun
tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5. Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan
Skor menggunakan rentang 1 – 4.
|
ii.
Penilaian Diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya pada mata pelajaran
tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama
dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil
belajar. Hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai vahan pertimbangan
untuk memberikan nilai.
Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya :
a.
Penilaian
Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada
saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompotensi
tertentu dari suatu mata peajaran.
b.
Penilaian Tidak
Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam
kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.
c.
Penilaian
Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau
emocional. Misalnya, peserta didik diminta untuk membuat tulisan yang memuat
curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
Ada kecenderungan
peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Karena itu,
penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif.
Penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut.
a)
Menjelaskan kepada peserta didik tujuan
penilaian diri.
b)
Menentukan kompetensi atau aspek
kemampuan yang akan dinilai.
c)
Menentukan kriteria penilaian yang akan
digunakan.
d)
Merumuskan format penilaian, dapat
berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
e)
Meminta peserta didik untuk melakukan
penilaian diri.
f)
Guru mengkaji hasil penilaian, untuk
mendorong peserta didik agar supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara
cermat dan objektif.
g)
Lakukan tindakan lanjutan, antara lain
guru memberikan balikan tertulis, guru dan peserta didik membahas bersama
proses dan hasil penilaian.
Contoh penilaian diri:
Mata pelajaran :
Matematika
Aspek : Penalaran
Alokasi waktu :
1 Semester

Kelas : X/1
No
|
S. Kompetensi / K. Dasar
|
Tanggapan
|
Keterangan
|
|
1
|
0
|
|||
1.
|
Aljabar
a.
Menggunakan aturan pangkat
b.
Menggunakan aturan akar
c.
Menggunakan aturan logaritma
d.
Memanipulasi aljabar
|
|
|
1=Paham
0=Tidak Paham
|
2.
|
Dst
|
|
|
|
iii.
Penilaian antar Peserta Didik
Penilaian antar peserta didik adalah penilaian yang
dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai. Yang menjadi
sasaran penilaian berkaitan dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang
digunakan adalah daftar cek atau checklist
dan skala penialain (rating scale)
yang menggunakan teknik sosiometris berbasis kelas. Dalam menilai, guru boleh
menggunakan salah satunya ataupun keduanya. Contoh :
Petunjuk :
Berilah
tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 =
sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang- kadang tidak melakukan
2 =
kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak
pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama
Peserta Didik yang dinilai : ………………….
Kelas
: ………………….
Tanggal
Pengamatan
: …………………..
Materi
Pokok
: …………………..
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir
menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan
rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi
4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat
Baik : apabila memperoleh skor : 3.33 < skor <
4.00
Baik
: apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup
: apabila
memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang
: apabila memperoleh
skor : skor < 1.33
|
Siswa biasanya kesulitan dalam mengungkapkan kelebihan
dan kekurangannya. Mereka memiliki kecenderungan bersikap subjektif. Untuk
membantu siswa menemukan kelebihan dan kekurangannya inilah dilakukan penilaian
antar peserta didik.
Penilaian antar peserta didik ini ternyata memiliki kelemahan.
Masih banyak unsur subjektif dalam hasil penilian sikap temannya.
iv.
Jurnal
Jurnal catatan guru adalah teknik penilaian yang
diusung Kurikulum 2013 utuk menilai sikap siswa seobjektif mungkin. Jurnal berbentuk catatan guru di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Kelebihan jurnal catatan guru adalah kesegeraan dalam
merekam peristiwa di sekitar siswa. Kelemahannya adalah reliabilitas yang
rendah, memerlukan waktu yang banyak, perlunya kesabaran dalam merekam
peristiwa.
Sebelum membuat jurnal, guru perlu mengenal dan
memperhatikan perilaku siswa terlebih dahulu. Guru harus menentukan aspek-aspek
pengamatan yang akan diamati terlebih dahulu. Aspek pengamatan yang sudah
ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Supaya dapat diukur, hasil jurnal catatan guru harus
diolah ke dalam bentuk skor-skor. Penskoran jurnal mengikuti pedoman-pedoman
berikut: Penskoran menggunakan skala likert, menggunakan rentang skor 1 – 4
·
Guru menentukan aspek yang akan
diamati
·
Pada masing-masing aspek, guru
menentukan indikator yang akan diamati
·
Aspek yang muncul pada jurnal diberi
skor 1 dan yang tidak muncul diberi skor 0
·
Jumlahkan skor pada masing-masing
aspek
·
Jumlah skor yang diperoleh dibuat
rerata
·
Setelah didapatkan rerata, diolah
menjadi deskripsi sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K).
Model jurnal
catatan guru ada 2 (dua) yaitu sebagai berikut:
1) Jurnal Model
Pertama
Jurnal catatan guru model pertama ini disusun dengan
menuliskan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh peserta didik yang merupakan
kekuatan ataupun kelemahannya dalam keterkaitannya dengan kompetensi inti.
Jurnal dibuat dalam kartu yang berbeda
setiap siswanya. Satu siswa ditulis dalam satu kartu. Kartu-kartu itu
dikumpulkan dalam satu folder jurnal.
Format
jurnal catatan guru model pertama ini adalah sebagai berikut:
JURNAL
Nama Peserta Didik : ..................
Nomor Absen Peserta Didik : ..................
Tanggal :
..................
Aspek yang
diamati : ..................
Kejadian :
..................
Guru :
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
2)
Jurnal Model Kedua
Jurnal model kedua disusun dengan menuliskan
peristiwa-peristiwa yang dialami oleh peserta didik yang merupakan kekuatan
ataupun kelemahannya dalam keterkaitannya dengan kompetensi inti. Setiap siswa
juga mendapat masing-masing bagian jurnal untuknya. Yang membedekannya dari
jurnal model pertama hanyalah formatnya.
JURNAL
Nama Peserta Didik : ..................
Aspek yang diamati : ..................
.
|
c. Penilaian
Pengetahuan
i.
Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes
tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik
tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam
bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain
sebagainya.
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1)
Soal dengan memilih jawaban
·
Pilihan Ganda : Secara umum, setiap
soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci
jawaban adalah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawaban
yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya
apabila tidak menguasai bahan/materi pelajaran dengan baik.
·
Benar - Salah : Bentuk soal
Benar-Salah menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk
kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah benar dan salah. Peserta tes
diminta memilih jawaban benar atau salah, untuk suatu pernyataan yang
disajikan. Apabila butir soal berisi pernyataan tentang sikap, pendapat, atau
kepercayaan/ keyakinan. Jawaban yang diminta adalah ya dan tidak.
·
Menjodohkan : Soal menjodohkan
terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur
sebelah kiri merupakan pernyataan soal atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua
ditulis pada lajur sebelah kanan merupakan pilihan jawaban atau pernyataan
respon. Peserta tes diminta untuk menjodohkan, atau memilih pasangan yang tepat
bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang
ditulis pada lajur sebelah kanan.
2) Soal dengan
Mensuplai Jawaban
·
Isian : Soal isian adalah soal yang
menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata, frase,
angka, rumus, atau simbol. Ada 3 macam soal isian yaitu (1) melengkapi, (2)
jawaban singkat, dan (3) asosiasi.
·
Uraian : Soal uraian adalah soal
yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan
gagasan atau hal hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut secara tertulis dengan kata-katanya sendiri.
Berdasarkan
penskorannya soal uraian diklasifikasikan atas uraian objektif dan uraiannon-objektif.
a)
Soal uraian objektif adalah soal
yang menuntut sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang pasti sehingga
penskorannya dapat dilakukan secara objektif.
Contoh soal uraian objektif:
Contoh soal uraian objektif:
Jelaskan
perbedaan dan persamaan hewan kerbau dan sapi, dua saja!
Kunci
jawaban:
Persamaan :
Kaki 4; hewan mamalia, bertelinga ; bertanduk ; berekor; berbulu dan lain
lain.
Perbedaan
: bulu jarang (kerbau) bulu lebat (sapi); bentuk tanduk dan lain-lain.
Penyekoran :
skor 1 : siswa dapat menyebutkan 2 jawaban benar.
Penyekoran :
skor 1 : siswa dapat menyebutkan 2 jawaban benar.
skor 0 :
siswa hanya menyebutkan 1 jawaban benar atau menjawab salah.
b)
Soal uraian non-objektif adalah soal
yang menuntut sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban menurut pendapat masing
masing siswa sehingga penskorannya sukar untuk dilakukan secara objektif
(penskorannya dapat mengandung unsur subjektifitas).
Contoh soal Uraian non Objektif
Contoh soal Uraian non Objektif
Coba
tuliskan cerita apa yang kamu yang kamu alami sejak berangkat dari rumah sampai
tiba di sekolah!
Kriteria
jawaban: (misalnya)
-kalimat
menggunakan unsur kebahasaan yang tepat skor 1
-gagasan
runtut
skor 1
-pemilihan
kata yang tepat
skor
1
-cerita
lengkap
skor 1
Jadi skor
maksimal 4 ( tergantung banyak unsur yang dinilai, semakin lengkap unsur yang
dinilai terdapat dalam tulisan, semakin besar skor maksimal).
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih
jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya
menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes
pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami.
Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan
sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika
peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan
menerka.
Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak
belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat
penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak
menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Tes tertulis bentuk
uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat,
memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari,
dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk
uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai
berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan
terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut.
·
materi, misalnya kesesuian soal
dengan indikator pada kurikulum;
·
konstruksi, misalnya rumusan soal
atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
·
bahasa, misalnya rumusan soal tidak
menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
ii.
Penilaian Tes Lisan
Ujian lisan pada
umumnya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam bentuk kemampuan dalam
mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Bagi bidang studi yang
menuntut keterampilan-keterampilan untuk berbicara atau berhubungan dengan
orang lain, maka ujian lisan ini dirasa mempunyai kedudukan yang cukup penting.Namun,
karena alasan teknis (kepraktisan), ujian lisan ini pada umumnya jarang
digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi dalam pembelajaran yang rutin.
Keunggulan tes lisan:
1) Dapat digunakan untuk melakukan penilaian hasil
belajar yang mendalam.
2)
Dapat
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir bertaraf tinggi.
3) Dapat digunakan untuk menguji pemahaman seseorang
terkait dengan hasil karyanya.
4) Tidak memungkinkan penyontekkan dan bahannya cukup luas.
Kelemahan
tes lisan:
1) Jika pertanyaannya tidak dipersiapkan dengan baik,
maka penguji hanya akan bertanya hal-hal yang diingatnya saja.
2) Sangat mungkin terjadinya ketidak-adilan antara
peserta tes, baik yang berkaitan dengan: lama waktu ujian, tingkat kesukaran
soal maupun tolok ukur dalam memberikan penilaian.
3) Penilaiannya bersifat sangat subyektif.
4) Banyak memakan waktu dalam pelaksanaannya; dan
5)
Memungkinkan
peserta tes untuk bersikap
ABS, atau mengiyakan semua komentar penguji
dengan maksud supaya diluluskan.
d. Penilaian
Keterampilan
i.
Perfomance atau Kinerja
Kata kinerja
berkaitan erat dengan kata kerja. Kinerja bisa diartikan sebagai keefektifan
dalam bekerja. Jika merujuk pada keefektifan, artinya kinerja merupakan
cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari
pekerjaannya. Cara-cara yang ditempuh siswa dalam mengerjakan sesuatu inilah
yang harus dinilai. Pada bahasan selanjutnya cara-cara ini disebut sebagai
aspek.
Penilaian
kinerja, instrumennya dapat ditempuh dalam lima teknik. Teknik tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Ceklis
(checklist) atau daftar cek. Ceklis
digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya keterampilan tertentu dari
kinerja yang dinilai. Ceklis berisi tabel muncul - tidak muncul yang harus
diberi centang oleh guru sebagai pengamat.
2)
Catatan
anekdot / rekaman narasi (anecdotal/narative records). Catatan anekdot
berisikan narasi dari keterampilan siswa selama bekerja. Dari catatan tersebut
guru akan mengetahui seberapa terampil siswanya melakukan tindakan.
3)
Skala
penilaian (rating scale). Skala penilaian merupakan penilain kinerja
yang berusaha merekam keterampilan siswa dalam bekerja ke bentuk angka-angka
(numerik). Misalnya: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
4)
Memori
atau ingatan (memory approach). Memori atau ingatan dilakukan dengan
cara mengingat-ingat kinerja siswa selama bekerja. Guru tidak merekamnya dalam
bentuk tulisan. Meskipun teknik ini sangat tidak akurat, namun tetap saja mampu
memberikan informasi mengenai keterampilan siswa.
5) Rubrik. Rubrik merupakan alat pengukuran
kinerja yang mempunyai skala atau point. Skala atau poin tersebut memiliki
indikator yang tetap dan jelas sebagai kriteria penilaian. Rubrik biasanya
menggunakan skor 1 – 4.
ii.
Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan
penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara
jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya
ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
v Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan
laporan.
v Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran,
dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
v Keaslian
Proyek yang
dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai
dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.Untuk itu, guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan
tertulis.Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk
poster.Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa
daftar cek ataupun skala penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta
didik dalam penilaian proyek:
·
penelitian sederhana tentang air yang dirumah
·
penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako
iii.
Penilaian Produk
Penilaian
produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik,
dan logam.
Pengembangan
produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
v Tahap
persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali,
dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
v Tahap pembuatan
produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
v Tahap penilaian
produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.
Penilaian
produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
v Cara holistik,
yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap
appraisal.
v Cara analitik,
yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
iv.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan
penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah, antara lain:
§ Karya peserta didik adalah
benar-benar karya mereka sendiri.
§ Saling percaya antara guru dan
peserta didik
§ Kerahasiaan bersama antara guru dan
peserta didik
§ Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
§ Kepuasan
§ Kesesuaian
§ Penilaian proses dan hasil
§ Penilaian dan pembelajaran
Teknik
penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Ø Jelaskan kepada peserta didik bahwa
penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik
yang digunakan oleh guru untuk penilaian,tetapi digunakan juga oleh peserta
didik sendiri.
Ø Tentukan bersama peserta didik
sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik
yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
Ø Kumpulkan dan simpanlah karya-karya
tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker
masing-masing di sekolah.
Ø Berilah tanggal pembuatan pada
setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat
perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
Ø Sebaiknya tentukan kriteria
penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum
mereka membuat karyanya.
Ø Minta peserta didik menilai karyanya
secara berkesinambungan.
Ø Setelah suatu karya dinilai dan
nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
Ø Bila perlu, jadwalkan pertemuan
untuk membahas portofolio.
Bentuk
fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen.
Agar portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka
idealnya perlu diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.
§ Halaman Judul
Pada halaman depan map portofolio
adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa, kelas, dan sekolah.
§ Daftar isi dokumen
Pada halaman dalam dari judul berisi
daftar isi dokumen yang berada dalam map portofolio.
§ Dokumen Portofolio
Bendel dokumen portofolio berisi
kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya siswa, lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi
lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi yang dipakai dalam kegiatan belajar
mengajar.
§ Pengelompokan Dokumen
Dokumen-dokumen dalam portofolio
perlu dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata pelajaran, sehingga mudah untuk
mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir, maka
perlu diberi pembatas, misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat
berguna untuk memisahkan antara dokumen satu kelompok dengan kelompok yang
lain. Tidak semua berkas karya siswa didokumentasikan tetapi hanya karya siswa
yang terpilih saja. Penentuan karya siswa yang terpilih merupakan kesepakatan
antara pendidik dan siswa.
§ Catatan Pendidik dan Orangtua
Pada dokumen
yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun kumpulan
dokumen yang dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus
terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik dan tanggapan orang tua. Lebih
baik lagi jika terdapat catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan
demikian pada setiap dokumen terdapat informasi lengkap tentang masukan dari
pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap siswa juga dapat memasukkan
dokumen yang diperoleh secara mandiri, misalnya diperoleh dari buku bacaan atau
majalah yang membuat anak tertarik untuk mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga dalam
portofolio siswa, dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran
semata, tetapi juga bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai
dengan minat dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda
antara satu dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam
mengembangkan bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari
portofolio ini diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan
kekurangan dari setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan
pembinaan kemampuan individu. Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung
dituliskan pada dokumen yang ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas
kecil yang ditempelkan atau disatukan pada dokumen.
Perlu
ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada. Portofolio yang berisi
dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu, dipilih
kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua bersama rapor.
Pada akhir suatu periode, misalnya
semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis berupa catatan komentar guru
tentang informasi proses dan hasil belajar siswa selama periode tersebut.
- Langkah Penilaian
Yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian
adalah seagai berikut:
·
Indikator yang akan ditetapkan harus sesuai dengan standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang ingin dicapai.
·
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang akan dipetakan
kemudian
·
Penetapan Teknik Penilaian. Dalam memilih teknik penilaian
mempertimbangkan ciri indikator, contohnya :
a)
Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu penampilan kengenai
kecakapan kerja, maka teknik penilainya adalah unjuk kerja (performance.)
b)
Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep mendalam
antar individu siswa, maka teknik penilaiannya adalah tetulis.
c)
Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan atau studi case,
maka teknik penilaiannya adalah proyek. (Anonymous 2008).
7.
Contoh Pemanfaatan Penilaian Kelas
Penilaian kelas akan menghasilkan informasi mengenai pencapaian
kompetensi peserta didik yang dapat digunakan untuk tindak lanjut serta langkah
berikutnya yang akan diambil antara lain:
·
Bagi
peserta didik yang memerlukan remedial, remedial diberikan kepada peserta didik
yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa
kesempatan untuk belajar sendiri, mengerjakan soal, kemudian dilakukan
penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau
mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan
kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di
luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.
·
Bagi
peserta didik yang memerlukan pengayaan. Peserta didik yang berprestasi baik
perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal.
Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan
tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang
telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai
peserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan
setiap saat baik pada atau di luar jam efektif.
·
Bagi
Guru dan Bagi Kepala Sekolah. Guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat
dalam mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum, menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dengan cara mengubah strategi pembelajaran, ataupun
memperbaiki program pembelajarannya. Sedangkan Hasil penilaian dapat digunakan
Kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan siswa.
(Anonymous 2008).
8. Mengelola Hasil Penilaian Kelas
Contoh Pembobotan nilai Ulangan Harian sama besar dengan Ulangan Tengah
Semester dan Ulangan Akhir Semester.
Keterampilan Membaca:
Nilai rata-rata Ulangan Harian = 66
Nilai Ulangan Tengah Semester = 55
Nilai Ulangan Akhir Semester = 65
Jadi Nilai pada rapor = 66 + 55 + 65 : 3 = 62
Keterampilan Membaca:
Nilai rata-rata Ulangan Harian = 66
Nilai Ulangan Tengah Semester = 55
Nilai Ulangan Akhir Semester = 65
Jadi Nilai pada rapor = 66 + 55 + 65 : 3 = 62
·
Ketuntasan
Belajar
Apabila per indikator jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50% maka pembelajaran siswa dapat dilanjut ke KD berikutnya.
Kriteria: 0% – 100%, Ideal: 75%. Jumlah indikator belum tuntas sama atau lebih dari 50%: mengulang KD yang sama.
Sekolah menetapkan sendiri dengan pertimbangan:
Kemampuan akademis siswa,Kompleksitas indikator, Daya dukung : guru, sarana
Tuntas: dapat dilihat dari perhitungan skor, apabila skor ≥ kriteria ketuntasan
Tuntas jika dilihat dari ketercapaian indikator yakni indikator → KD → SK→ Mapel
Apabila per indikator jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50% maka pembelajaran siswa dapat dilanjut ke KD berikutnya.
Kriteria: 0% – 100%, Ideal: 75%. Jumlah indikator belum tuntas sama atau lebih dari 50%: mengulang KD yang sama.
Sekolah menetapkan sendiri dengan pertimbangan:
Kemampuan akademis siswa,Kompleksitas indikator, Daya dukung : guru, sarana
Tuntas: dapat dilihat dari perhitungan skor, apabila skor ≥ kriteria ketuntasan
Tuntas jika dilihat dari ketercapaian indikator yakni indikator → KD → SK→ Mapel
·
Contoh
Penghitungan Ketuntasan Belajar
KD
|
indikator
|
Kriteria
ketuntasan
|
Nilai
siswa
|
ketuntasan
|
1
|
1
|
60%
|
60
|
TUNTAS
|
|
2
|
60%
|
59
|
TAK
TUNTAS
|
|
3
|
55%
|
75
|
TUNTAS
|
·
Contoh
Penghitungan Nilai KD
KD
|
indikator
|
Kriteria
ketuntasan
|
Nilai
siswa
|
ketuntasan
|
1
|
1
|
60%
|
61
|
TUNTAS
|
|
2
|
70%
|
80
|
TUNTAS
|
|
3
|
60%
|
90
|
TUNTAS
|
2
|
1
|
70%
|
70
|
TUNTAS
|
|
2
|
65%
|
68
|
TUNTAS
|
|
3
|
60%
|
72
|
TUNTAS
|
NILAI KD 1= 61+80+90 : 3
= 77 ATAU 7,7
NILAI KD 2:
MODE : 70
NILAI KD :70
= 77 ATAU 7,7
NILAI KD 2:
MODE : 70
NILAI KD :70
9. Pelaporan Penilaian Kelas
Laporan kemajuan hasil
belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada
orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait
lainnya. Laporan tersebut Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan
akurat dan merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang
tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik
maupun pengembangan sekolah.
Laporan kemajuan belajar
peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Rapor
merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan
orangtua peserta didik maupun dengan pihak lain yang ingin mengetahui tentang
hasil belajar anak pada kurun waktu tertentu. Karena itu, rapor harus
komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) memberikan gambaran
tentang hasil belajar peserta didik.
Informasi tentang hasil
belajar dalam rapor diperoleh dari Rekap nilai yang dirangkum guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Dalam penentuan Kenaikan Kelas Automatic
promotion apabila semua indikator, kompetensi dasar (KD), dan standar
kompetensi (SK) suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka
peserta didik dianggap layak naik ke kelas berikutnya.
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas
apabila:
·
memperoleh
nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia.
·
Jika
peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari 3 mata
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun
ajaran.
·
Jika
karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau
mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang
ditargetkan.
Untuk memudahkan
administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan mengulang semua
mata pelajaran beserta SK, KD, dan indikatornya dan sekolah mempertimbangkan
mata pelajaran, SK, KD, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran
sebelumnya.
Kesimpulan
1.
Penilaian
kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan
tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti
proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang
diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan
dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu
kompetensi.
2.
Adapun ciri Penilaian Kelas yakni sebagai berikut:
·
Belajar tuntas
·
Otentik
·
Berkesinambungan
·
Berdasarkan acuan kriteria
·
Menggunakan berbagai cara & alat penilaian.
3.
Manfaat
dan fungsi penilaian kelas , yaitu :
·
Memberikan
umpan balik (feed back) bagi peserta didik. Sebagai refleksi bagi kelebihan dan
kekurangannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.
·
Alat
monitoring dan diagnosa berbagai kesulitan belajar peserta didik (problem)
sehingga dapat dilakukan pemantapan ataupun kegiatan remedial. Remedial
dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan belajar.
Pemantapan dilakukan bila tuntas lebih cepat. Perbaikan program & kegiatan
bila tidak efektif.
·
Memberikan
umpan balik (feed back) bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, dan
berbagai sumberbelajar, serta kemampuan guru dalam mengajar. Sehingga dapat
berfungsi sebagai masukan, saran, serta refleksi guna merancang kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
·
Memberikan
berbagai informasi mengenai status keevektivitasan kegiatan pendidikan kepada
komite sekolah.
·
Memberikan
umpan balik (feed back) kepada instansi terkait atau dinas daerah sebagai
pemberi kebijakan dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas, serta kegiatan
menyangkut kemajuan dibidang pendidikan.
4.
Kriteria Penilaian Kelas
·
Validitas
·
Reliabilitas
·
Terfokus
pada kompetensi
·
Keseluruhan/Komprehensif
·
Objektivitas
·
Mendidik
5.
Prinsip Penilaian Kelas
·
Penilaian
dan KBM terpadu.
·
Strategi yang
digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik.
·
Memanfaatkan
berbagai jenis informasi.
·
Mempertimbangkan
kebutuhan khusus siswa.
·
Menggunakan
sistem pencatatan yang bervariasi
·
Keputusan
tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi.
·
Guru
harus berupaya seoptimal mungkin.
·
Memanfaatkan
berbagai bukti hasil kerja siswa.
·
Keputusan
tentang kemampuan siswa mempertimbangkan hasil kerja (karya) yang dikumpulkan.
·
Mengacu pada
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
·
Bersifat adil.
·
Dapat memberi
informasi yg lengkap.
·
Bermanfaat bagi
siswa.
·
Dilakukan dalam
suasana yg menyenangkan.
·
Diadministrasikan
secara tepat dan efisien (Anonimous. 2004)
6. Sasaran Pengguna Model Penilain Kelas 1.
Para guru2. Pengawas dan kepala sekolah 3. Para penentu kebijakan di daerah.
7. Teknik
penilaian
- Penilaian Unjuk Kerja
- Penilaian Sikap
- Penilaian Pengetahuan
- Penilaian Keterampilan
8.
Langkah-langkah
pelaksanaan penilaian
·
Indikator yang akan ditetapkan harus sesuai dengan standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang ingin dicapai.
·
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang akan dipetakan.
·
Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator,
9.
Pengelolaan
hasil penilaian
10.
Pemanfaatan
Hasil Penilaian
·
Bagi
peserta didik yang memerlukan remedial
·
Bagi
peserta didik yang memerlukan pengayaan
·
Bagi Guru
·
Bagi
Kepala Sekolah
11.
Pelaporan
Hasil Penilaian Kelas
- Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
- Bentuk Laporan
- Rekap Nilai
- Rapor
- Penentuan Kenaikan Kelas
Daftar Pustaka
(2012, 12). Dipetik 04 03, 2015, dari
http://basicartikel.blogspot.com/2012/12/teknik-teknik-penilaian-kelas.html
(2012, 10). Dipetik 04 03, 2015, dari http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/contoh-penilaian-tertulis-dan-penilaian.html
(2014, 07). Dipetik 04 03, 2015, dari
http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/07/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik.html
(2014, 07). Dipetik 04 03, 2015, dari http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/07/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik_31.html
(2014, 08). Dipetik 04 03, 2015, dari
http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/08/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik.html
(2014, 08). Dipetik 04 03, 2015, dari http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/08/instrumen-penilaian-sikap-dengan-teknik_1.html
(2014, 10). Dipetik 04 03, 2015, dari
http://www.pembelajaran-gurusd.com/2014/10/instrumen-penilaian-kinerja-autentik.html
Cahyanto, I. (t.thn.). Dipetik 04 03, 2015, dari
https://www.academia.edu/5129154/BENTUK_PENILAIAN_HASIL_BELAJAR
dadang. (2014, 06). Dipetik 04 03, 2015, dari
http://dadangjsn.blogspot.com/2014/06/teknik-dan-instrumen-penilaian.html
Putra, R. (t.thn.). Dipetik 04 03, 2015, dari
https://www.academia.edu/6403478/JENIS_DAN_TEKNIK_PENILAIAN_HASIL_BELAJAR
Salam, M. (t.thn.). Dipetik 04 03, 2015, dari
https://www.academia.edu/6423640/teknik-teknik_penilaian
Zaif. (2009, 10 29). Dipetik 04 03, 2015, dari
https://zaifbio.wordpress.com/2009/10/29/penilaian-kelas
0 komentar:
Posting Komentar